SOLOPOS.COM - Pohon Magir yang sudah satu abad tumbuh di situs Watu Tumpang (Sumber: Liputan6.com)

Solopos.com, KEBUMEN — Sebatang pohon Mangir (Ganophyllum Falcatum) menjulang tinggi bak menara. Pohon ini tumbuh di atas situs Watu Tumpang, sebuah bukit kecil tumpukan bebatuan di Desa Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Letaknya yang unik membuatnya tampak rapuh dan siapapapun yang melihat pertama kali, pasti khawatir akan tumbang. Pasalnya, pohon ini seolah hanya diletakkan begitu saja di atas bukit bebatuan. Tetapi kekhawatiran itu dimentahkan karena selama ratusan tahun, pohon ini telah ada dan tidak pernah tumbang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dilansir dari Liputan6.com, Kamis (7/10/2021), saat badai angin Langkisau memporakporandakan Karangsambung sekitar satu dekade lalu, pohon ini tetap bertahan dan hanya satu di antara tiga batang utamanya yang patah dan jatuh di halaman musala.

Baca juga: SAR Grobogan Berkumpul Di Sungai Serang, Bikin Warga Penasaran

Karena keanehan inilah, situs Watu Tumpang sempat dikeramatkan dan menjadi pepunden. Dalam khazanah Jawa, pepunden adalah tempat keramat untuk bersemedi dan berdoa warga Kebumen pada masa lampau.

Salah satu warga desa, Sutrisno mengatakan mereka yang bersemedi saat itu adalah para pelajar yang ingin lulus ujian sekolah dan yang ingin mendapatkan jabatan, baik dalam perusahaan atau dalam dunia politik.

Keberadaan pohon Magir berusia ratusan tahun ini, bagi warga setempat masih misterius karena tidak ada satupun yang tahu pasti kenapa ada pohon yang tumbuh di atas bebatuan. Normalnya, pohon membutuhkan air dan media tumbuh subur. Namun, pohon Mangir ini justru tumbuh subur dan bahkan usianya diyakini telah melampaui satu abad.

Baca juga: Pasar Tradisional di Semarang Ini Bakal Terapkan PeduliLindungi

Sutrisno yang merupakan orang tertua di desa tersebut mengatakan bahwa pohon itu telah sebesar yang terlihat saat ini saat Sutrisno masih kecil, Di masa lalu, pepunden Watu Tumpang dijaga oleh seorang juru kunci yang dijabat turun temurun.

Namun seirng berganitnya zaman dan berjalannya waktu, perlahan, aroma mistis di sekitar pohon situs Watu Tumpang pun semakin luntur. Hal itu tidak lepas dari ditetapkannya Desa Karangsambung sebagai Cagar Geologi.

Situs Watu Tumpang menjadi salah satu bagian dari Cagar Geologi yang membentang 22.000 hektar (Ha) kawasan konservasi geologi. Setidaknya, ada 30 situs yang telah ditetapkan untuk dilindungi. Soal pohon yang menumpang di atas bongkahan bebatuan itu, kepala Pelaksana Teknis Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (UPT BIKK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Edi Hidayat menduga bahwa bebatuan ini adalah batu puba, sama seperti bebatuan lain yang ditemukan di sekitar lokasi.

Baca juga: Rekor! Lumpur Lapindo Jadi Bencana Metana Terbesar di Bumi

Terkait pohon yang tumbuh di atas bongkahan batu, dugaanya adalah saat kecil pohon itu tumbuh di sela batu yang mampu mencukupi kebutuhan haranya. Bertambah besar, akarnya pun tumbuh dan mampu mencapai tanah di bawah tumpukan bebatuan tersebut.

Terlepas dari nuansa mistisnya, kawasan ini harus dilindungi karena Desa Karangsambung telah ditahbiskan sebagai kawasan konservasi geologi terbesar di Asia Tenggara dan terlengkap di dunia. Kawasan Cagar karangsambung ini terdapat situs bebatuan hasil proses kebumian batu beku, seperti basal, granit,gabro, andesit, diabas dan dasit.

Selain itu, ada pula batuan sedimen yang meliputi rijang, konglomerat, batu pasri, gamping merah dan kalkarenit. Adapun bebatuan metaorff, yang terdiri dari kaursit, sepenit, sekis mika, filit, karmer dan gnels. batuan purba itu tercipta antara 60 sampai 120 juta tahun yang lalu. Kawasan ini terbentang di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Banjarnegara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya