SOLOPOS.COM - Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin mengunjungi petilasan makam Ki Ageng Pandan Arang di kompleks SMPN 38 Semarang, Jumat (30/9/2022). (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, SEMARANG – Tonggak berdirinya Kota Semarang diyakini sebagian orang berada di kawasan Bubakan, Kecamatan Semarang Tengah. Bahkan makam yang terdapat di kompleks SMP Negeri 38 Kota Semarang diyakni sebagai petilasan Bupati pertama Semarang, Ki Ageng Pandan Arang atau Pandanaran I, saat menancapkan tongkat yang menjadi tonggak atau pertanda didirikannya Kota Semarang.

“Kepala sekolah yang lama memberi tahu jika di dalam sekolah ada petilasan makam dan diminta untuk merawat. Kabar adanya petilasan mulai tersiar luas ke luar setelah proses pembangunan sekolah dimulai, sekitar Agustus lalu,” ujar Pembantu Pimpinan Bidang Sarana Prasarana SMPN 38 Kota Semarang, Ali Imron, Jumat (30/9/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada hari itu, pihaknya menerima kunjungan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin. Iswar hadir untuk memberi apresiasi kepada pihak sekolah yang telah merawat situs bersejarah tersebut.

“Saya rasa keberadaan petilasan tidak akan mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah ini. Bahkan bisa disinergikan dengan pelajaran sejarah, khususnya sejarah perkembangan Islam di Semarang,” ucap Iswar.

Ekspedisi Mudik 2024

Petilasan Makam Bubakan berada di lantai satu sisi timur laut gedung SMPN 38 Semarang, Jalan Bubakan, Kelurahan Purwodinatan, Semarang Tengah. Saat ini lokasi bersejarah tersebut dalam proses pemugaran.

Baca juga: Mengenal Gunungpati, Kecamatan di Semarang yang Didirikan Tokoh Asal Pati

Keberadaan petilasan makam sekaligus tempat Ki Ageng Pandan Arang menancapkan tongkatnya ini tidak banyak diketahui orang. Hal itu dikarenakan letak petilasan makam yang berada di salah satu sudut ruang sekolah. Biasanya, situs berupa petilasan maupun makam tokoh penting berada di tempat ketinggian seperti bukit.

“Para orang tua di sini mendapat cerita itu turun temurun dari buyut-buyutnya kalau di tempat itu, Ki Ageng Pandan Arang, pernah menancapkan tongkatnya saat beristirahat,” kata Ali Imron.

Makam Ki Ageng Pandan Arang

Ali Imron menambahkan berdasarkan cerita para sesepuh Bubakan, Ki Ageng Pandanaran kerap menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat beristirahat di sela kesibukan menyiarkan agama Islam. Bahkan, konon Ki Ageng Pandanaran meninggal dan dimakamkan di lokasi itu.

“Ditancapkannya tongkat Ki Pandanaran kemudian menjadi tetenger atau pertanda akan ada geliat pembangunan berawal dari tempat itu,” sambungnya.

Baca juga: HUT, Bupati dan Forkopimda Boyolali Ziarah ke Makam Ki Ageng Pandanaran

Kawasan Bubakan kemudian semakin berkembang dengan munculnya Kota Lama dan dibukanya jaringan trem di zaman kolonial, dibangunnya terminal bus, adanya kawasan tempat hiburan, dan hingga kini menjadi salah satu pusat bisnis di Kota Semarang.

Sementara, keyakinan petilasan merupakan bekas makam Ki Pandanaran juga berdasarkan catatan Amen Budiman dalam buku Semarang Riwayatmu Dulu Jilid Pertama.

Di buku yang diterbitkan Tanjung Sari pada tahun 1978 ini, disebutkan setelah Ki Ageng Pandan Arang atau Pandanaran I meninggal, jenazahnya dimakamkan di kompleks kabupaten yang ia dirikan di Bubakan.

Baca juga: Begini Asal Usul Julukan Laskar Mahesa Jenar untuk PSIS Semarang

Akan tetapi, lantaran di masa penjajahan Belanda kawasan tersebut digunakan untuk pembangunan gedung pengadilan, maka makam dan jenazah Ki Ageng Pandan Arang dipindah ke Tinjomoyo.

Kompleks yang juga dikenal sebagai Pakisaji merupakan bekas padepokan Ki Ageng Pandan Arang saat ia pertama kali tiba di Pulau Tirang.

Kepala Sekolah SMPN 38 Semarang, Slamet, menambahkan pihaknya saat ini tengah berupaya mencari literatur yang bisa menjadi petunjuk sejarah dari petilasan Bubakan. Sekolahnya pun juga mempersilakan para ahli sejarah yang hendak menelusuri cerita peradaban lampau petilasan itu.

“Kami akan mencoba mencari sumber literasi sejarah Semarang di perpustakaan Kauman,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya