SOLOPOS.COM - Gunung Kelud (JIBI/Antara)

Solopos.com, SURABAYA--Erupsi atau letusan Gunung Kelud Kamis (13/2/2014) malam terjadi menjelang Jumat Wage. Neptu wage itu lantas dihubungkan dengan sejarah letusan 1965 yang terjadi pada Jumat Wage pula.

Erupsi yang terjadi pada hari sama lantas diidentikkan bahwa Gunung Kelud akan meletus Jumat Wage. Meski demikian, letusan pada 1990 dan 2007 tidak tepat pada neptu Wage.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dosen Universitas Airlangga Tri Joko Sri Haryono menuturkan tidak mengetahui ada kesamaan hari letusan Gunung Kelud berdasar neptu. Sehingga bisa jadi kejadian yang sama-sama pada wage itu hanya kebetulan.

“Masak orang Jawa bisa mengatur-atur letusan gunung,” jelas dosen yang mengampu mata kuliah etnografi Jawa, Jumat (14/2/2014). “Wage juga bukan hari yang istimewa dalam khasanah masyarakat Jawa.”

Dalam konteks kepercayaan terhadap hitungan hari, Tri Joko menuturkan bahwa masyarakat Jawa menganggap hari spesial adalah Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon. “Jadi mungkin itu kebetulan saja.”

Erupsi Gunung Kelud pada Kamis (13/2/2014) pukul 23.30 WIB melontarkan material setinggi 17 km dan melontarkan jutaan meter kubik abu vulkanik dan pasir.

BMKG menganalisis abu dan pasir pada lapisan 1.500 m terbawa ke arah Timur Laut, pada lapisan 5.000 m ke arah Barat Laut dan pada 9.000 m ke arah barat. Material abu dan pasir tersebut melayang-layang di atmosfer dan menyebar di daerah yang jauh dari Gunung Kelud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya