SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembunuhan. (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Kepala Unit III Satreskrim Polres Kulonprogo, Inspektur Polisi Satu Munarso mengungkapkan sebilah pisau ditemukan polisi di sekitar lokasi tempat Nur Rokhim dianiaya sejumlah pemuda Dusun Sidowayah, Desa Sukoreno, Sentolo, 15 Oktober silam. Pisau tersebut memiliki panjang 40 centimeter dengan ukuran gagang pisau 20 centimeter.

“Kami temukan di sebuah semak-semak dekat kebun jagung sekitar gardu tempat sejumlah pemuda menginterogasi Nur,” ujar Munarso saat ditemui Harian Jogja, Kamis (14/11/2013).

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Pihaknya sampai saat ini masih menyimpan pisau tersebut untuk tambahan penyelidikan. Munarso juga belum bisa memastikan temuan pisau tersebut berhubungan dengan penganiayaan yang dilakukan sejumlah pemuda terhadap Nur.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, saat ditemukan senjata tajam itu tidak ada ceceran darahnya sebagaimana sering terlihat pada beberapa kasus penganiayaan dengan senjata tajam. “Bersih dan enggak ada ceceran darahnya sama sekali. Jadi pisau itu belum bisa menjadi alat bukti meski ditemukan di sekitar lokasi kejadian. Bisa saja itu punya petani yang tertinggal, atau yang lainnya,” tandasnya.

Pihaknya juga kesulitan dalam melakukan identifikasi terhadap sidik jari yang tertinggal pada sebilah pisau itu. Menurut dia, sidik jari yang tertinggal sangat lemah dan sudah terlalu lama sehingga sulit mengidentifikasinya.

“Sidik jarinya telah rusak karena terkena sinar matahari. Kami sudah mencoba tapi tetap tidak bisa terdeteksi karena telah rusak itu tadi, ” paparnya memperjelas.

Kepala Desa Sukoreno, R. Agus Biyantara mengaku prihatin dengan adanya kasus yang hingga kini belum menemukan titik terang itu. Setelah mendengar adanya kejanggalan dalam kematian Nur, dia sempat menemui elemen pemuda setempat. Kepala Desa lantas menanyai tindakan apa saja yang telah dilakukan pemuda terhadap Nur setelah penggerebegan di rumah Alifia Rahmawati, 15, calon istri almarhum yang tinggal di desa setempat.

“Pemuda mengaku membawa Nur ke sebuah gardu untuk diintrogasi. Hanya itu yang mereka ungkapkan. Terkait tabrakan kereta itu, mereka mengaku sama sekali tidak mengetahuinya,” ujar Agus saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (13/11/2013).

Mendengar pengakuan pemuda seperti itu, Agus pun tidak bisa berbuat banyak. Dia merasa tidak berwenang untuk menyelidiki lebih mendalam. Apalagi kasus itu sekarang sudah ditangani polisi. Agus berharap pernyataan yang diungkapkan pemudanya itu benar-benar sesuai kenyataan dan tidak ada upaya menutup-nutupi.

Sementara pada Kamis (14/11/2013) pagi, keluarga almarhum Nur Rochim benar-benar datang ke Rumah Dinas Bupati Kulonprogo untuk menyampaikan aspirasi agar Pemkab mau membantu mengawal kasus meninggalnya pemuda itu.Sayang, upaya untuk menemui bupati gagal. Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo ada agenda mendampingi Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo yang berkunjung ke Stadion Cangkring, Wates.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya