Misteri Kampung Sibimo Batang, Cuma Ada 7 Rumah

Solopos.com, BATANG — Kampung biasanya terdiri dari banyak rumah. Namun salah satu kampung di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, ini terbilang unik karena hanya terdapat tujuh rumah saja. Kampung itu dikenal dengan nama Sibimo yang berlokasi di Desa Brokoh, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang.

Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube, Kamis (7/4/2022), sang naravlog yang melakukan penelusuran ke lokasi Kampung Sibimo ini menjelaskan bahwa medan menuju kampung tersebut harus melewati jalan terjal dengan kanan-kiri berupa hutan serta pephohonan tinggi dan juga area perkebunan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kondisi medan dan lingkungan sekitar kampung, ditambah hanya ada tujuh unit rumah saja yang ada di kampung tersebut membuat kesan mistis sangat terasa. Berdasarkan mitos yang dipercaya, jika di kampung tersebut dibangun lebih dari tujuh rumah, penghuni rumah ke delapan dan seterusnya ini akan mengalami malapetaka.

Baca juga: Jorok! Sampah Plastik Kepung Kampung Nelayan Tambakrejo Semarang

Pernah ada rumah-rumah yang dibangun di Kampung Sibimo tersebut, namun para pemilik rumah meninggal secara nahas. Kebanyakan penyebab kematian adalah bunuh diri. Kasis bunuh diri yang dilakukan para pelanggar pantangan ini mulai dari gantung diri, minum racun tikus dan masih banyak lagi.

Sementara itu, berdasarkan keterangan dari sesepuh kampung, Mbah Tarjo, kejadian naas juga pernah terjadi di era 1980an, di mana ada lebih dari tujuh rumah yang dibangun di kampung Sibimo tersebut.

Hasilnya, penghuni rumah dari yang ke delapan hingga seterusnya ditemukan mati mengenaskan dan semuanya adalah kasus kematian misterius dan bunuh diri. Kepala Desa Brokoh, Mukmin juga mengatakan bahwa mitos tersebut masih dipercaya warga setempat dan tidak dipungkiri, kejadian mengerikan selalu terjadi jika ada yang melanggar pantangan tersebut.

Baca juga: Waduk Sempor, Spot Wisata Eksotis di Kebumen

Terpencil

Kampung Sibimo merupakan wilayah terpencil yang dikepung hutan dan perkebuman, Wilayah itu hanya dihuni oleh 22 orang yang menghuni enam unit rumah. Satu unit rumah kosong karena ditinggal penghuninya.

Salah satu warga setempat, Modriah, merngatakan bahwa pantangan tersebut dibuat dan telah dijaga sejak zaman dulu dimaksudkan agar warga hidup tenang dan saling membantu. Berdasarkan cerita dari ayahnya, dengan dibatasi hanya tujuh rumah yang dibangun ini bisa menjaga bumi dan alam tetap lestari.

Ayah Modriah juga pernah cerita bagaimana dia bertemu dengan sosok penjaga kampung tersebut Bahkan, sosok penunggu kampung yang dikenal dengan sebutan ‘Bimo Sekti’ ini akan menyergap siapapun yang masuk ke kampung Sibimo dengan niat jahat.