SOLOPOS.COM - Gunung Kelud (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO — Letusan Gunung Kelud Kamis (13/2/2014) malam pekan lalu memunculkan kembali kisah-kisah legendaris. Ada anggapan bahwa hampir di setiap gunung berapi ini meletus nyaris bertepatan dengan lahirnya pemimpin negeri. Dua nama tersebut adalah Soekarno dan Hayam Wuruk.

Nama proklamator Republik Indonesia (RI), Soekarno kembali diceritakan beberapa saat setelah Gunung Kelud kembali meletus. Putra Sang Fajar ini lahir tengah malam pada tanggal 6 Juni 1901, satu pekan setelah Gunung Kelud meletus.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Saat itu letusan dahsyat terjadi pada pukul 03.00 WIB. Dentumannya terasa hingga ke Pekalongan. Sama dengan letusan tahun ini, sebagian wilayah di Jawa saat itu juga terdampak hujan abu.

Penulis buku The X Files of Bung Karno, Membongkar Fakta yang Belum Terungkap, Nor Islafatun dalam bukunya mengungkap sejumlah fakta tentang kelahiran Soekarno ini.

Soekarno lahir dengan nama Koesno Soesrodiharjo. Namanya diganti jadi Soekarno karena sering sakit-sakitan pada usia sekitar 5 tahun. Lahir saat terbit fajar tepatnya pukul 05.30 WIB, Soekarno mendapat julukan “Putra Sang Fajar.”

Bung Karno (google.img)

Bung Karno (google.img)

“Kelak engkau akan menjadi orang yang mulia, engkau akan menjadi pemimpin dari rakyat kita, karena ibu melahirkanmu jam setengah enam pagi di saat fajar menyingsing. Kita orang Jawa mempunyai kepercayaan, bahwa orang yang dilahirkan di saat matahari terbit, nasibnya telah ditakdirkan terlebih dahulu. Jangan lupakan itu ! Jangan sekali-kali kau lupakan Nak, bahwa engkau ini putra sang fajar,” pesan Ibu Soekarno, Nor Ida Ayu Nyoman Rai seperti dikutip dari buku karangan Nor Islafatun.

Letusan Gunung Kelud yang cukup dahsyat juga bertepatan dengan kelahiran Raja ke-4 Majapahit, Hayam Wuruk. Dalam buku Sejarah Raja-Raja Jawa dari Mataram Kuno hingga Mataram Islam karya Krisna Bayu Adji dan Sri Wintala Achmad, menyebutkan Hayam Wuruk lahir pada tahun 1334.

Nama Hayam Wuruk cukup populer di jajaran Raja Majapahit sepanjang sejarah. Lahir dari pasangan Tribhuwana Wijaya Tunggadewi dan Kertawardhana Bhre Tumapel, Hayam Wuruk menjadi raja saat berusia 17 tahun. Semasa pemerintahannya itu, Majapahit berhasil mengembangkan wilayah kekuasannya sampai ke seluruh nusantara.

Kelahiran Hayam Wuruk bertepatan dengan meletusnya Gunung Kelud dan gempa bumi di Panbanyu. Ikrar Sumpah Palapa dari Patih Gajah Mada juga terjadi pada tahun yang sama.

Barangkali cerita ini jadi kebetulan yang menarik. Fakta ini tentu memunculkan pertanyaan siapakah yang akan mengikuti jejak kedua tokoh tersebut?
Meski dianggap sedikit berlebihan, nama Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat diantara pernyataan menarik itu.

Jika diperhatikan, sejumlah komentar di forum internet dan media sosial terus mengaitkan fenomena Gunung Kelud dan kelahiran pemimpin negeri, nama Jokowi yang ditunjuk. Sama ketika dia dikaitkan dengan ramalan  Satrio Piningit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya