SOLOPOS.COM - Gunung Kelud (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO--Kisah mistis kembali menyeruak di balik letusan Gunung Kelud. Kali ini dikatakan gunung yang kini dalam status siaga itu dihuni oleh roh-roh jahat, setan dan siluman. Hal ini terungkap melalui buku yang diterbitkan G. Kolff dan Co Soerabaia tahun 1941.

“Di Kelud itu ada kerajaan yang dihuni orang-orang jahat. Itu sebagai bentuk hukuman yang berat dan mengerikan. Hukuman itu disesuaikan dengan dosa-dosa ketika hidup di dunia,” demikian tulis buku Goenoeng Keloet karangan Raden Kartawibawa seperti dikutip merdeka.com, Jumat (21/2/2014).

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Raden Kartawibawa lebih dikenal lewat karya sastranya. Dia mengarang sejumlah buku termasuk Gagasan Prakara Tindaking Ngauerip (Gagasan Soal Berkelakuan Hidup) yang banyak dijadikan rujukan untuk menerjemahkan filsafat hidup dan moral masyarakat Jawa. R. Kartawibawa lebih dikenal di kalangan kolonial.

Diceritakannya dalam buku Gunung Kelud itu, disebut-sebut Gunung setinggi 1.731 sebagai tempat “pembuangan” orang-orang yang tenggelam dalam nafsu dunia. Yang termasuk dalam daftar ini adalah orang-orang jahil, orang yang gemar melakukan perbuatan jahat, orang beribadah tapi munafik, orang yang hanya menjadikan agama sebagai topeng, mereka justru menipu dan menyebarkan kedengkian.

Bagi orang-orang semacam ini, akan dikenakan hukuman seperti dijadikan tiang lampu, dijadikan kaki tangga, dijadikan penjepit, dijadikan pengerek ember di sumur, dijadikan jembatan di kali.

Menurut buku itu, informasi ini didapat dari orang-orang yang telah mati suri. Mereka mampu masuk dalam alam lain dan memperoleh informasi lain. Hanya saja yang sulit dipercaya saat mati suri roh mereka akan ada di sebuah pertemuan.

“Ruh orang yang mati suri itu tadi sedang dipinjam. Dia disuruh bekerja membantu di acara hajatan pernikahan atau persamuan pejabat tadi. Bila pekerjaannya jelek, dia bakal ditendang, didorong-dorong, sampai akhirnya gelagapan hidup lagi.”
Kisah negeri siluman di gunung kelud juga diceritakan dalam buku itu. Bahkan masyarakat masih mengaitkan ledakan kelud dengan kemarahan tokoh mitologis bernama Mahesasura, si manusia dengan kepala kerbau.

Dikatakan secara kasat mata Gunung Kelud tampak seperti gunung aktif biasa yang diliputi hutan-hutan. Tapi secara tak kasat mata, di Kelud itu nampak sebuah kerajaan manusia yang tenteram atau kerajaan siluman. Masyarakat sekitar gunung pada masa itu dikatakan dapat berkomunikasi dengan alam ghaib. Mereka terbiasa hidup dengan alam lain di sana.

“Orang yang hidup di Kelud, itu sebenarnya pernah hidup, hanya saja mereka bisa bergaul dengan setan, misalnya begadang bareng. Di satu waktu setan itu bisa membuat tubuh manusia hilang dari pandangan mata, tapi di lain waktu bisa memunculkan kembali,” tulisnya.

Seperti dalam sebuah penuturan yang dikutip R. Kartawibawa; “Kae mbah Tjalaka Doeka (Itu mbah Tjalaka sedih). Dene wong kang podo mati djare dialad Tjalana (Sementara orang-orang yang meninggal katanya akibat kutukannya). Artinya, (orang mati itu) dibawa setan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya