SOLOPOS.COM - Ilustrasi jalur Alas Roban. (Detik.com)

Solopos.com, SOLO – Alas Roban yang terletak di jalur pantura, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menyimpan segudang misteri. Jalanan curam dan berkelok yang di kelilingi pepohonan lebat di kiri dan kanan tentu membuat siapapun merinding saat melintas.

Alas Roban merupakan salah satu jalur pos yang dibangun gubernur Herman Willem Deandels zaman penjajahan Belanda. Jalur ini merupakan jalur vital sangat tua yang juga keramat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sering terjadi kecelakaan di jalur ini yang mayoritas disebabkan rem blong. Kidah misteri di sana diungkap pengelola kanal Youtube Kisah Tanah Jawa, yang dikutip Solopos.com, Senin (13/7/2020).

Alas Roban memiliki kontur tanah berbentuk perbukitan. Kala itu tepatnya pada 2019 terjadi dua kecelakaan truk. Kecelakaan pertama terjadi di bagian bawah dan yang kedua di bagian atas yang menyebabkan truk gandeng bermuatan sepeda motor terguling.

Tidak Ada Zona Hitam Pada Zonasi Covid-19 di Indonesia, Apa Status Solo?

Waktu mau perjalanan ke sini ada satu truk juga yang terguling, truk gandeng, dan dari itu yang di bawah ya mas, karena ini kan bukit-bukit. Yang di atas juga ada. Satu truk yang terguling yang membawa muatan sepeda motor ya,” jelas salah satu host pada kanal Youtube Kisah Tanah Jawa, Hao.

Legenda Batang

Video tersebut juga membahas legenda Kabupaten Batang yang berkaitan dengan Alas Roban. Hao menjelaskan Kabupaten Batang berawal pada masa pemerintahan Sultan Agung di Mataram, sekitaran Jogja. Pada saat itu Raden Bau Reksa sudah diangkat sebagai tumenggung. Raden Tumenggung Bau Reksa merupakan pemimpin pertama atau bupati di Kabupaten Kendal.

Pada saat itu Sultan Agung hendak menyerang Batavia yang diduduki oleh belanda/VOC. Ketika melewati jalur pantura, Tumenggung Bau Reksa diminta membantu dengan membuka daerah baru yang difungsikan sebagai lumbung padi atau pertanian untuk menanam padi.

Ikan di Waduk Kedung Ombo Mati Keracunan, Nelayan Sragen Banting Harga Nila Rp5.000/Kg

Setelah mendapat perintah tersebut, Raden Bau Reksa mendatangi Alas Roban. Tempat itu pada zaman dahulu merupakan sebuah alas yang sangat luas. Saking luasnya, wilayah itu sampai mendekati daerah Pekalongan. Pada saat itu Raden Bau Reksa juga melakukan tapa poso ngalong yang menjadi asal-usul nama Kabupaten Pekalongan.

Ia merambah hutan alias mbabat alas yang merupakan pekerjaan sulit lantaran Alas Roban dihuni bangsa jin, siluman, dan lelembut.

“Di bagian Alas Roban Barat itu, beliau merambah hutan. Jadi, seperti mbabat alas. Membabat alas di sini. Tapi, lantas membabat alasnya itu kan enggak akan kita bayangkan mudah, mas. Karena di hutannya ini yang semula dihuni oleh bangsa jin, siluman, dan lelembut yang awalnya dia adem ayem aja di situ,” Jelas Hao.

Kisah Suroto Magelang, 10 Tahun Kurung Diri di Kamar Sejak Erupsi Merapi Tak Pernah Mandi

Dia melakukan penebangan pohon untuk membuka lahan hingga ada prajuritnya yang mendapat serangan mendadak berupa sakit hingga meninggal dunia. Diduga hal itu terjadi akibat kemarahan makhluk halus di Alas Roban.

Pada akhirnya Raden Bau Reksa berkomunikasi dengan para penunggu tempat tersebut. Hasilnya, ia diberikan syarat untuk melakukan sedekah bumi dengan menyediakan sesaji hasil dari pertanian.

Sungai Keramat

Setelah membuka lahan, Raden Bau Reksa membuat bendungan untuk irigasi. Namun, bendungan yang dialiri air dari sungai keramat itu bukannya terisi air, tetapi malah susut.

Setelah diselidiki, aliran sungai itu terhalang batang kayu besar berukuran sekitar lima meter yang melintang. Kayu besar tersebut sulit dipindahkan hingga Raden Bau Reksa bersemedi untuk meminta petunjuk. Berkat kesaktiannya, batang kayu itu bisa dipindahkan dengan sekali angkat seperti diembat.

Tindakan tersebut dikenal dengan istilah ngembat watang yang menjadi asal-usul nama Batang, atau mbatang oleh orang Jawa pada 1628-an.

Daleeem… Ini Arti Nama Unik Dita Leni Ravia Si Remaja Cantik Asli Gunungkidul

Sundel Bolong

Penampakan sundel bolong juga menjadi cerita legendaris soal Alas Roban. Konon, ada dua pemburu yang tidak sengaja melihat gadis cantik di tengah tempat itu. Ternyata gadis tersebut ialah sosok sundel bolong yang dipaku kepalanya.

Pohon Beringin Putih

Ada deretan pohon beringin putih di pinggir jalan Alas Roban yang konon dihuni makhluk halus yang disebut sesepuh. Banyak monyet liar yang berkeliaran di pohon tersebut, namun tidak bisa ditangkap.

Ketua DPRD Sragen Termiskin Se-Jateng, Berapa Hartanya?



Sendang keramat

Di sana juga terdapat mata air seperti sendang yang berukuran kecil. Pada mata air tersebut terdapat banyak gadis cantik yang tak kasat-mata.

“Jadi seperti sendang, tapi sendang kecil gitu dan banyak gadis cantik. Tapi, tidak kasat mata,” kata Hao.

Ki Janggut Putih

Di Alas Roban ada sepasang jin yang bernama Ki Janggut Putih dan Nyi Putih. Ki Janggut Putih memiliki jenggot panjang atau klamprah. Keduanya pernah mengatakan tidak akan mengganggu manusia jika tidak diusik.

Orang yang ingin bertemu mereka di Alas Roban harus memiliki tekad kuat dan tidak boleh takut. Mereka harus datang membawa minyak mistik untuk mengundang sepasang jin tersebut.

Mahasiswa UII Jogja Meninggal di Kos-Kosan Temannya

Tokoh masyarakat sekitar, Pak Tono menjelaskan jin itu bisa dimintai pertolongan, termasuk melunasi utang. Tetapi, jin itu meminta imbalan berupa tumbal seorang anak kandung, atau anak yang masih saudara si pemohon. Anak tersebut akan dijadikan teman di dunia kedua sosok sepasang suami istri tersebut. (Yunita Dewi Nur Rohmah/JIBI/Solopos.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya