SOLOPOS.COM - Lumpang batu di Desa Tanggulangin, Jatisrono, Wonogiri, yang menyimpan cerita misteri dan dipercaya ada harta karun di bawahnya. Foto diambil Kamis (2/2/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Di Dusun Jaten, Desa Tanggulangin, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, terdapat lumpang batu yang memiliki cerita misteri terkait asal usulnya. Bahkan ada warga yang percaya di bawah lumpang itu terdapat harta karun berupa emas.

Keberadaan lumpang batu itu membuat Dusun Jaten dikenal sebagai kampung lumpang. Salah satu warga Desa Tanggulangin, Nandar Suyadi, kepada Solopos.com, Minggu (5/3/2023), menceritakan kisah yang ia dengar dari beberapa sesepuh desa zaman dulu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Menurut cerita tersebut, lumpang-lumpang tersebut merupakan peninggalan dari seorang tokoh bernama Sapu Arap Sapu Angin yang memiliki alat penumbuk padi berbentuk lumpang. Tokoh itu dikenal sebagai seorang pertapa dan dipercaya memiliki ilmu sakti mandraguna.

Dia memiliki dua anak perempuan bernama Marnis dan Marning. Namun, suatu ketika ketiganya menghilang secara tiba-tiba tanpa diketahui warga desa. Banyak warga yang percaya tokoh tersebut telah pergi dengan cara moksa.

“Dulu beberapa warga sering melihat tiga orang itu duduk di tiga lumpang yang ditinggalkan,” kata Suyadi mengenai cerita misteri lumpang batu di Tanggulangin, Jatisrono, Wonogiri.

Beberapa warga memercayai di bawah tiga lumpang itu terdapat harta karun berwujud emas. Tetapi mereka tidak berani mengambil karena takut kena musibah.

Suatu ketika pada 2015 ada warga dan orang luar desa yang diam-diam mencari harta karun itu di bawah lumpang yang berlokasi di pinggir jalan.

Tidak Mau Dipindahkan

Pencarian dilakukan pada dini hari dengan cara menggali tanah di bawah lumpang. Penggalian itu dilakukan tanpa seizin warga atau pemerintah setempat sehingga membuat warga marah.

Pelaku kemudian ditangkap dan digelandang ke polisi serta diberi hukuman mengembalikan tanah yang digali. Pelaku juga diminta memindahkan lumpang ke tempat semula.

“Kalau lumpang yang di tengah jalan itu lebih misterius lagi. Lumpang itu enggak mau dipindahkan,” kata dia. Dia memaparkan lumpang itu pernah dipindahkan sebanyak tiga kali saat ada pembangunan jalan.

Anehnya, batu berlekuk itu pindah sendiri kembali ke tempat semula. Hingga saat ini, lumpang batu tersebut masih berada di tengah jalan sehingga membuat jalan berlekuk atau berlubang.

“Warga bilang, lumpang itu memang enggak mau dipindahkan dari tempatnya,” ucap Suyadi. Kepala Desa Tanggulangin, Marsih, membenarkan pernah mendengar cerita tersebut.

Menurut dia, keberadaan lumpang itu menjadi nama dukuh setempat, yaitu Dukuh Nglumpang. Pantauan Solopos.com ada tiga lumpang yang berada di pinggir dan tengah jalan.

Satu lumpang lain ada di halaman rumah warga hingga hampir tidak tampak karena tertutup tanah. Satu lumpang yang berada di pinggir jalan oleh warga dibuatkan semacam gubug untuk menaungi lumpang batu tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya