SOLOPOS.COM - Ning Hadiati menunjukkan kostum Putri Indonesia yang akan dibawa dalam ajang Miss Universe (Mahardini Nur Afifah/JIBI/Solopos)

Ning Hadiati menunjukkan kostum Putri Indonesia yang akan dibawa dalam ajang Miss Universe (Mahardini Nur Afifah/JIBI/Solopos)

Ning Hadiati menunjukkan kostum Putri Indonesia yang akan dibawa dalam ajang Miss Universe (Mahardini Nur Afifah/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Lewat panggung pergelaran internasional, Indonesia kembali menegaskan Reog Ponorogo sebagai aset budaya asli Tanah Air. Kesenian yang sempat diklaim Malaysia ini ditampilkan dalam bentuk kostum pada gelaran Miss Universe 2013 yang dihelat di Crocus City Hall, Moscow, Rusia, 15 Oktober mendatang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Putri Indoneisa 2013, Whulandari Herman, nantinya bakal tampil membawakan kostum karnaval benuansa Reog Ponorogo pada gelaran tahunan ini. Kostum yang dikenakan perempuan berusia 26 tahun ini telah dipamerkan di Jakarta, Jumat (11/10/2013) lalu.

Pada gelar busana tersebut, Whulan tampil bak putri merak dengan kostum gigantis yang mencuri perhatian. Bagian atas kepalanya dibalut mahkota yang mirip dengan kepala merak. Dominasi bulu, manik-manik, dan payet berwarna keemasan membuat penampilan busana ini tampil mewah.

Pada bagian sayap, terlihat seperti bentangan ekor merak yang sedang pamer kemolekan. Dengan dominasi warna biru, keindahan sayap berhias ornamen bulu merak ini dipadukan dengan sayap kupu-kupu berwarna toska. Ekor gaun kostum karnaval ini dibuat menjuntai ke belakang dengan warna senada.

Kostum bertema Reog Ponorogo ini rupanya garapan kolaborasi tiga desainer asal Solo, Ning Hadiati, Yanuar Pribadi, dan Uning. Ketiganya diberi waktu sekitar satu bulan oleh Yayasan Putri Indonesia untuk menyelesaikan busana seberat 10 kg ini.

Kepada wartawan di Ruang Humas UNS Solo, Ning Hadiati, membagikan cerita penggarapan kostum yang menghabiskan dana Rp4,5 juta ini.

“Pembuatan kostum ini hasil kolaborasi kami bertiga. Saya menggarap bagian sayap, Uning menyelesaikan bagian rok, Yanuar menggarap bagian mahkota. Setelah itu kami rangkai bersama,” terang Ning Hadiati, ketika berbincang dengan wartawan di Ruang Humas UNS Solo, Rabu (16/10/2013) siang.

Menurut perempuan yang sebelumnya meraih penghargaan sebagai 10 desainer terbaik di ajang Miss Supranational 2013 ini pembuatan kostum bertema Reog sudah dua kali mengalami perombakan total.

“Kami diberi waktu selama satu bulan. Sebelumnya digarap dengan atasan model bustier dengan bawahan rok 15cm di atas lutut. Tapi ternyata kurang pas. Setelah itu kami desain ulang agar tampil seksi. Roknya kami buat lebih pendek dengan penambahan detail rumbai berwarna kuning- merah yang mencitrakan Reog Ponorogo. Atasannya kami buat di atas perut dengan detail bulu merak di bagian dada dan rumbai manik-manik di bagian perut,” jelasnya.

Perempuan yang berprofesi sebagai Dosen Pengajar di Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) UNS ini mengatakan sejumlah material yang sifatnya ringan digunakan dalam kostum ini.

“Ada bahan tekstil abutay untuk kain, bambu kering sebagai kerangka, busa untuk memberi volume, spon tipis, tali kenur, pita, aluminium panjang, lempengan kuningan, manik-manik warna- warni, kawat, lem, bulu merak asli, dan bulu ayam sebagai pelengkap. Yang penting nyaman,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya