SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi didampingi Seskab dan Menlu bertemu dengan Pangeran Mohammed bin Salman, di Hotel Dahua Boutique, Hangzhou, Minggu (4/9/2016) siang. (Setkab.go.id)

Raja Salman dari Arab Saudi punya misi besar. Arab Saudi diperkirakan menawarkan saham Aramco dan investasi triliunan rupiah.

Solopos.com, JAKARTA — Kerajaan Arab Saudi diperkirakan akan membawa misi besar dalam kunjungannya ke sejumlah negara di Asia seperti Indonesia, Malaysia, China, dan Jepang pada Maret. Misi tersebut adalah menawarkan saham Saudi Aramco yang akan dilepas pada 2018.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Indikasi tersebut tampak setelah Menteri Energi Arab Saudi sekaligus CEO Saudi Aramco Khalid al-Falih turut serta dalam rombongan Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud. Keikutsertaan al-Falih dalam kunjungan ke luar negeri di luar Timur Tengah, Afrika Utara, dan AS, ini menjadi yang pertama kalinya sejak 2015.

“Para pejabat Arab Saudi tertarik menawarkan saham Aramco sebesar 5% ke investor Asia, yang rencananya akan dilepas melaui proses IPO pada 2018 mendatang,” kata salah satu pejabat Arab Saudi yang enggan disebut namanya kepada Reuters, Minggu (26/2/2017).

Salah satu negara yang akan dijadikan target untuk menawarkan kepemilikan saham di Aramco adalah China. Sejumlah bank yang ditunjuk sebagai penasihat aksi korporasi dikabarkan menyarankan investor Negeri Panda sebagai target penawaran utama.

Sebelumnya, kerja sama antara China dan Arab Saudi telah terjadi pada Agustus lalu. Kedua negara menyepakati 15 bentuk kerja sama di berbagai sektor. Beberapa kerja sama tersebut a.l. proyek pembangunan properti, pengairan dan penyimpanan minyak di Arab Saudi.

Dalam kunjungan ke China, Raja Salman diperkirakan akan menawarkan kerja sama penambahan pasokan minyak mentah bagi China. Sejumlah kalangan menilai, Arab Saudi ingin menyaingi Rusia yang menjadi pemasok minyak terbesar ke negara tersebut.

Selain itu, Arab Saudi juga akan menawarkan sejumlah peluang investasi baru bagi investor di Asia. Hal itu merupakan salah satu upaya pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk melepaskan diri dari ketegantungan pada pendapatan dari sektor minyak.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia. Otoritas tersebut menyebutkan, kunjungan ke Indonesia ini akan sangat penting, di tengah proses reorientasi kebijakan ekonomi Arab Saudi. Visi 2030 yang dipimpin oleh Pangeran Mohammed bin Salman pada April 2016 tersebut memiliki tujuan untuk mengurangi ketergantungan negara pada pendapatan dari produksi minyak.

Sebelum ke Indonesia, Raja Salman dijadwalkan akan berkunjung ke Malaysia dengan didampingi oleh putranya Pangeran Mohammed pada Minggu (26/2/2017). Arab Saudi dan Aramco diperkirakan akan menandatangani kesepakatan dengan perusahaan minyak negara Malaysia Petroleum Nasional Bhd (Petronas) pada proyek Refinery and Petrochemical Integrated Development (RAPID).

Dalam kunjungannya ke Indonesia, pada 1-9 Maret 2017, Raja Arab diyakini akan menjadikan topik pembahasan sektor ekonomi dan investasi sebagai agenda utama. Dengan jumlah delegasi sebanyak 1.500 orang, di antaranya terdiri atas 10 menteri dan 25 pangeran. Salah satu agenda resminya adalah meresmikan kerja sama antara Saudi Aramco dan PT Pertamina (Persero) senilai US$6 miliar untuk ekspansi kilang di Cilacap.

Selain itu, adapula proyek energi lain senilai US$1 miliar. Bahkan Kepala BKPM Thomas Lembong berencana menawarkan sejumlah proyek di berbagai sektor dengan nilai investasi minimal Rp10 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya