SOLOPOS.COM - Taman Bendung Tirtonadi Solo. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Ketika rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi Solo dimulai, tempat ini diharapkan bisa mengendalikan banjir di Kota Solo. Tidak hanya itu, taman yang ada di sekitar  Bendung Tirtonadi juga digadang-gadang menjadi tempat wisata menarik di Kota Solo.

Seiring berjalannya waktu, taman yang disebut-sebut mirip di Eropa kini kumuh dan kurang terawat. Padahal proyek Bendung Karet Tirtonadi Solo menelan anggaran Rp173 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagaimana dikutip dari laman resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sempat meninjau langsung proyek itu pada 19 Juli 2018.

Dia menyebutkan rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi bagian dari upaya pengendalian banjir di Kota Solo. Lebar bendung yang sebelumnya 20 meter menjadi 60 meter.

“Pada saat musim kemarau, pintu bendung akan ditutup sehingga menjadi long storage yang dapat menampung 1 juta m3 air. Pada musim hujan akan dibuka dengan kapasitas pengaliran air 1.048 m3 per detik, atau lebih besar dari debit awal 390 m3 per detik,” jelas Basuki kala itu.

Wabup Dan Sebagian PNS Sragen Pakai Pita Hitam Saat Upacara 17 Februari, Ada Apa?

Bendung menggunakan teknologi gate panel yang pertama di Indonesia. Keunggulan teknologi tersebut di antaranya waktu pengoperasian yang relatif singkat, mampu melindungi air blader dari material sungai, tahan terhadap perubahan suhu ekstrim dan vandalisme.

Bendung Karet Tirtonadi Solo (Solopos-M. Ferri Setiawan)
Bendung Karet Tirtonadi Solo (Solopos-M. Ferri Setiawan)

Rehabilitasi Bendung Tirtonadi merupakan bagian dari pekerjaan normalisasi Kali Pepe Hulu sepanjang 1.566 meter. Normalisasi termasuk perkuatan tebing-tebing kali yang kritis, pemasangan pintu air dan pompa.

Konstruksi dilakukan oleh PT Adhi Karya-PT Minarta melalui Kerja Sama Operasi (KSO) dengan nilai kontrak Rp173,04 miliar berdasarkan kontrak tahun jamak 2016-2018.

Selain dibangun bendung karet, di sekitar kawasan itu juga dibangun taman sampai jembatan. Taman di sekitar bendung karet menjadikan tempat ini disebut mirip di Eropa. Namun, kini Taman Bendung Tirtonadi Solo seperti tidak terawat.

5 Hal Perlu Diketahui Soal Stadion Manahan Solo Yang Baru

Ada banyak sampah yang berserakan di bangku taman. Pemandangan taman juga terganggu akibat tumbuhan liar. Salah satu pengunjung bernama Taufik Sarief, 40, yang kali pertama berkunjung ke taman ini kecewa karena Taman Bendung Tirtonadi tidak seperti bayangannya.

Saat datang ke sana, dia membayangkan duduk di bantaran sungai di Italia yang bersih nan indah. Dia berharap air Kali Pepe yang tenang dan hembusan angin membawa kesejukan untuk melepas penat seusai bekerja.

Namun, keindahan itu seketika hilang dari bayangannya ketika menoleh ke belakang. Taufik Sarief melihat rumput dan tanaman liar tumbuh hingga ketinggian sekitar 80 sentimeter mengotori pemandangan di taman.

Heboh Sungai Garuda Sragen, Warga Sudah Tangkap 7 Ular Piton Dijual Rp40.000/Meter

Rumput liar tersebut tumbuh subur di sekitar jalur pedestrian dari atau menuju Jl. Popda. Taufik Sarief menyayangkan pemandangan kurang nyaman tersebut.

Kondisi Taman Bendung Tirtonadi Solo yang tak terawat. (Solopos/NIcolous Irawan)

Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Heriantono Waluyadi, mengaku baru mendapatkan informasi kondisi Taman Bendung Tirtonadi yang kumuh. Dia mengatakan saat ini pengelolaan Taman Bendung Tirtonadi sedang diproses untuk diberikan kepada Pemkot Solo.

”Saat ini dalam proses [penyerahan]. Akan lebih baik nanti tumbuh komunitas peduli sungai di Kali Pepe [melibatkan masyarakat] sebagai pilot project di sungai-sungai lain,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya