SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor melewati benteng bekas Keraton Kartasura di Kelurahan/Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jumat (21/2/2020). (Solopos-Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO --Bangunan benteng bekas Keraton Kartasura yang terletak di Kampung Krapyak, Kelurahan/Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, kini dalam kondisi rusak.

Padahal benteng yang tersusun dari tumpukan batu bata itu bagian penting dari sejarah kejayaan dinasti Kerajaan Mataram Islam di Jawa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan pantauan Jumat (21/2/2020), tumpukan batu bata setinggi empat meter dan setebal dua meter masih terlihat kokoh. Bagian bawah bangunan tertutup rumput dan ilalang liar. Batu bata yang tertata rapi hancur diterpa air hujan dan terik matahari yang menyisakan lubang menganga di beberapa sudut bangunan.

KPU Solo Cek dan Hitung Syarat Dukungan untuk Bajo, Ini Hasil Sementara

Informasi yang dihimpun, Keraton Kartasura memiliki dua benteng yakni benteng bagian dalam bernama Srimanganti dan benteng bagian luar bernama Baluarti. Di dalam area benteng ada bangunan lain seperti masjid, bangsal dan permakaman. Sejatinya, ada bangunan lain yang telah dipindah Keraton Solo pada 1745 silam.

Ekspedisi Mudik 2024

Misalnya, gunung kunci atau taman kerajaan, Masjid Agung dan gedung obat. Satu-satunya peninggalan Keraton Kartasura hanya dua benteng, Srimanganti dan Baluarti.

“Kondisi benteng bekas Keraton Kartasura cukup memprihatinkan. Yang paling utama kebersihan di dalam area benteng. Selain itu, banyak lubang di benteng. Sebagian batu bata dicuri oleh oknum tak bertanggung jawab untuk dikoleksi,” kata juru kunci benteng bekas Keraton Kartasura, Mas Ngabehi Suryo Hastono, saat berbincang dengan , Jumat.

Kepala SMPN 1 Turi Sleman Mengaku Tak Tahu Ada Kegiatan Susur Sungai

Menurut Suryo, benteng bekas Keraton Kartasura ditetapkan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah sebagai benda cagar budaya (BCB). Renovasi kali terakhir di area benteng dikerjakan pada 2010.

Kala itu, pemerintah mengucurkan dana untuk merenovasi bangsal dan masjid. Hingga sekarang, belum ada proyek renovasi lanjutan terutama bangunan benteng yang kondisinya rusak.

Suryo tak berani mengubah konstruksi bangunan benteng lantaran pengelolaan BCB diatur dalam UU No 11/2010 tentang Cagar Budaya.

Kejam! Anak Bunuh Ibu Kandung di Perkebunan Pudak Wonogiri

“Jika ada puing batu bata yang jatuh saya kembalikan lagi. Saya hanya membersihkan rumput dan ilalang di bangunan benteng,” papar dia.

Menurut Suryo, benteng bekas Keraton Kartasura merupakan ikon wilayah Kartasura. Semestinya, pemerintah memberi porsi perhatian lebih besar terhadap kondisi benteng dan bangunan di dalamnya.

Dia khawatir kondisi bangunan benteng yang rusak kian parah lantaran diterpa air hujan dan terik matahari.

“Upah saya sebagai juru kunci dari Keraton Solo hanya Rp107.000 per bulan. Saya gunakan untuk membersihkan area benteng bekas Keraton Kartasura seluas 2,5 hektare,” tutur dia.

Siap-Siap! Curah Hujan di Solo Bulan Maret 2020 Masih Tinggi

Sementara itu, seorang pengurus Paguyuban Wargo Ageng Kartosuro (Pawartos), Deni, mengatakan bakal menggelar kegiatan Kartasura Bergerak pada Minggu (23/2/2020). Pawartos bersama komunitas masyarakat lainnya bakal melakukan kegiatan bersih-bersih di benteng bekas Keraton Kartasura.

Deni ingin mengedukasi masyarakat agar ikut menjaga dan melestarikan bangunan yang memiliki nilai histori tinggi.

“Kami mengajak masyarakat nguri-uri bangunan bersejarah di Kartasura. Benteng bekas Keraton Kartasura harus mendapat perhatian pemerintah dan elemen masyarakat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya