SOLOPOS.COM - Akun Twitter Polsek Srandakan. (Istimewa)

Solopos.com, BANTUL — Tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan sekitar 130 orang menimbulkan rasa keprihatian bagi seluruh rakyat Indonesia. Tetapi, justru tragedi yang menyayat hati itu justru dikomentari dengan nada negatif dan tanpa simpatik oleh akun Twitter kepolisian Polsek Srandakan @polseksrandakan.

Polsek Srandakan merupakan salah satu Polsek yang ada di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Adimin akun Polsek Srandakan itu mencuitkan dua komentar mengenai tragedi Kanjuruhan. Namun, saat Solopos.com mencari cuitan tersebut di akun itu ternyata sudah tidak ada alias sudah dihapus.

Meski demikian, cuitan dari admin @polseksrandakan itu sudah di-screenshot dan banyak tersebar di media sosial.

Baca Juga: Manajemen Arema Ajukan Perubahan Kick Off, Tapi PT LIB Menolaknya

Dari tangkapan layar yang didapat Solopos.com, awalnya akun Twitter @akmalmaharli mencuitkan tentang penembakan gas air mata salah satu penyebab puluhan jiwa tewas di stadion kanjuruhan. STOP KOMPETISI ATAS DASAR KEMANUSIAAN! Cc @jokowi @Kiyai_MarufAmin. Kemudian admin Twitter @polsekdrandakan membalas cuitan itu dengan kata “Modyarrr”. Kemudian akun tersebut kembali berkomentar dengan kalimat “Salut sama pak tentara, musnahkan”.

tragedi kanjuruhan malang
Akun Twitter Polsek Srandakan. (Istimewa)

Kepala Bidang Humah Jogja Police Watch (JPW) DIY, Bahruddin Kamba, mengecam keras komentar admin akun Twitter Polsek Srandakan. Menurutnya, jika benar itu merupakan admin dari Polsek Srandakan, tindakan tersebut sangat tidak terpuji.

“Komentar tak senonoh tersebut tak layak dilontarkan sebab tak hanya klub Arema FC yang  sedang berduka atas tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur yang mengakibatkan ratusan [seratusan] orang meninggal dunia, melainkan seluruh rakyat Indonenesia merasakan duka yang mendalam atas tragedi Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur tersebut,” kata Kamba, Minggu (2/10/2022).

Baca Juga: Satu Warga Magetan Jadi Korban dalam Tragedi Kanjuruhan Malang

Kamba menilai tindakan admin tersebut jelas mencoreng citra kepolisian khususnya Polda DIY maupun Polres Bantul. JPW berharap agar pelaku  atau admin Polsek Srandakan, jika benar segera diperiksa oleh Propam Polda DIY agar diberikan sanksi etik profesi Polri.

“Jika perlu diberikan sanksi pemberhentian dengan tidak hormat agar memberikan efek jera bagi pelaku dan anggota polisi lainnya.  Hukum berat saja admin Polsek Srandakan Bantul jika benar melakukan pelanggaran. Karena sungguh sangat memalukan dan tidak memiliki empati sama sekali,” tandas Kamba.

Terpisah, Kapolsek Srandakan, Kompol Sudarsono saat dimintai konfirmasi juga mengaku kaget dan terkejut dengan pernyataan admin Polsek Srandakan tersebut.

“Saya pribadi juga terkejut pernyataan itu, setelah mengetahui kami juga berusaha tanyakan ke pegang admin tersebut tetapi dari pernyataan anggota saya yang pegang admin tidak merasa mengeluarkan pernyataan seperti itu,” kata Sudarsono.

Baca Juga: Sejarah Stadion Kanjuruhan Malang, Saksi Bisu Tragedi yang Tewaskan 130 Orang

Namun, meski demikian pihaknya tetap akan melakukan pengujian dari pernyataan anak buahnya tersebut. Admin Polsek Srandakan akhirnya diserahkan ke Polres Bantul untuk diperiksa oleh Propam terkait dengan pengakuannya tersebut.

“Untuk menguji kebenaran pernyataan dia [admin Polsek Srandakan] saat ini sudah diperiksa Propam Polres Bantul, sudah sejak tadi diperiksa di Polres,” ucap Sudarsono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya