SOLOPOS.COM - Warga berfoto menggunakan tanaman kamboja sebagai latarnya di "Hutan" Kamboja, dekat kantor PDAM Klaten, Jl. Tentara Pelajar, Kelurahan Gayamprit, Klaten Selatan, Sabtu (12/8/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Sebuah “hutan” Kamboja di Klaten menjadi spot selfie menarik. Sensasinya mirip hutan angker yang pernah diusung video klip Linkin Park.

Solopos.com, KLATEN — Gudang pohon Kamboja di dekat Kantor PDAM Klaten Jl. Tentara Pelajar, Kelurahan Gayamprit, Klaten Selatan, dimanfaatkan warga untuk berswafoto (selfie). Animo warga berfoto di lokasi itu meningkat setelah sempat viral di media sosial.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu warga, Laili Istiroh, 19, warga Dusun Srebegan, Desa Mireng, Trucuk, Klaten, mengaku penasaran dengan lokasi tersebut karena foto-foto yang beredar di media sosial terlihat bagus. Ia pun menyempatkan mampir ke lokasi itu seusai main ke rumah temannya.

“Sampai sini enggak kecewa banget. Memang bagus tempatnya, seperti hutan mati,” kata dia di sela-sela aktivitas berfoto bersama temannya, Sabtu (12/8/2017).

Hal senada juga disampaikan Mega Tri Hastuti, 18, warga Desa Sobayan, Kecamatan Pedan. Ia terbilang sering mendatangi tempat-tempat selfie baru yang populer di media sosial. Kedatangannya ke “hutan” kamboja juga didorong oleh rasa penasarannya. “Ke sini pengin foto saja. Tadi masuknya juga gratis kebetulan enggak ada yang jaga,” tutur Mega.

Pemilik tanaman hias, Saryono, 53, warga RT 001/RW 006, Dukuh Kerjan, Kelurahan Gayamprit, Klaten Selatan, mengatakan tanaman Kamboja itu dibudidayakan mulai 2001. Ia memiliki total 750 pohon yang terbagi di tiga lokasi, yaitu di depan dan samping kantor PDAM Klaten dan di depan rumahnya.

“Hampir 90 persen kamboja itu untuk ekspor ke Taiwan, Cina, dan Singapura. Memang sejak buat foto-foto, permintaan lokal meningkat meski tak signifikan,” ujar dia, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Senin (14/8/2017).

Pohon kamboja miliknya sempat juga ditawari untuk mengirim ke Inggris dan Perancis. Namun, waktu pengiriman yang lama membuatnya mengurungkan ekspor ke Eropa. “Butuh sebulan untuk mengirim ke sana. Pohon saya bisa kering di jalan,” tutur dia.

Di hutan kamboja seluas 2.000 meter itu, siapapun boleh berfoto baik untuk foto pranikah, pehobi fotografi, maupun pengunjung sekadar berselfie. Ia tak memungut bayaran kendati ada kotak kecil yang disiapkan oleh perawat tanaman itu.

“Itu hanya sukarela. Silakan berfoto asalkan jangan memanjat karena bisa terpeleset. Selain itu, jangan memetik bunga, mematahkan tangkai ataupun merusak tanaman,” imbau pengusaha tanaman hias itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya