SOLOPOS.COM - Anggrek unik kepala naga (istimewa/LIPI)

Solopos.com, SOLO– Dengan sekitar 5.000 spesies anggrek asli, Indonesia menjadi salah satu negara pusat keragaman anggrek di dunia. Jumlah itu bertambah setelah peneliti menemukan dua spesies anggrek unik di Papua Barat dan Sulawesi belum lama ini.

Dua spesies anggrek unik itu ditemukan peneliti Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Peneliti LIPI Destario Metusala menyatakan dua spesies baru anggrek itu bernama Dendrobium nagataksaka dan Eulophia lagaligo.

Deskripsi spesies baru anggrek unik itu telah diterbitkan pada jurnal ilmiah internasional Phytotaxa pada September 2019. Anggrek Dendrobium nagataksaka merupakan anggrek epifit yang tumbuh menempel di permukaan batang pepohonan.

“Distribusi alami dari spesies baru ini diketahui berasal dari kawasan hutan dataran rendah di propinsi Papua Barat,” jelas Destario sebagaimana dikutip dari laman LIPI, Kamis (7/11/2019).

Genus Dendrobium, jelas Destario, dikenal sebagai salah satu kelompok anggrek yang memiliki bentuk bunga yang unik dan menjadi salah satu komoditas bunga hias yang sangat digemari.

”Spesies anggrek ini unik karena bentuk kuntum bunganya yang memiliki petal tegak seperti tanduk dan bibir bunga yang menjulur panjang menyerupai bentuk kepala seekor naga,” jelas dia.

Ciri tersebut yang menjadikan spesies baru ini mengambil epitet nagataksaka yang berasal dari nama Taksaka, makhluk mitologi berwujud naga dalam epos Mahabharata.

Anggrek Dendrobium merupakan salah satu jenis anggrek yang banyak digemari. Selain harga yang cukup terjangkau, budi daya anggrek Dendrobium juga mudah dilakukan. Ini pula yang menjadikan anggrek termasuk tanaman hias yang digemari masyarakat.

Merujuk catatan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian dalam Outlook Anggrek (2015), jenis anggrek yang banyak dibudidayakan untuk tujuan komersial adalah Dendodrium, Cattleya, Vanda, dan Orcidium.

IDI Sukoharjo: 1 Dokter Spesialis Anestesi Diduga Terjangkit Covid-19

Butuh Studi Panjang

Sementara spesies anggrek Eulophia lagaligo sebenarnya pernah ditemukan sebelumnya oleh taksonom C.L. Blume pada 1859 berdasarkan spesimen dari Pulau Timor dengan nama Eulophia bicolor.

Akan tetapi belakangan diketahui nama spesies tersebut menjadi tidak diterima dikarenakan nama tersebut telah digunakan sebelumnya oleh taksonom N. A Danzell pada tahun 1851 untuk spesies yang berbeda.

Pada 2008, Destario bersama tim dari Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi LIPI menemukan spesimen anggrek dari genus Eulophia di Sulawesi Selatan.

Setelah dilakukan studi panjang yang mendalam, Destario berhasil membuktikan Eulophia bicolor berbeda dengan Eulophia nuda. “Karena nama Eulophia bicolor sudah dipakai, kami memberikan nama Eulophia lagaligo untuk spesies baru tersebut,” jelas dia.

Epitet lagaligo diambil dari nama La Galigo, yaitu sebuah karya sastra warisan dunia yang dibuat sekitar abad ke-14 dan berasal dari Sulawesi Selatan. Dia mengatakan spesies baru Eulophia lagaligo memiliki kemiripan dengan Eulophia nuda.

”Perbedaanya ada dibentuk dagu bunganya yang berasal dari kaki tugu dan bibir-bunga dan menekuk ke bawah, tugu bunga yang lebih ramping, serta penutup anther yang memiliki sebuah tonjolan memanjang.”

Eulophia lagaligo memiliki perbungaan tegak dengan 5-14 kuntum bunga yang mekar hampir serentak. Bunganya yang berwarna kehijauan memiliki lebar 2,2-2,8 cm dengan perhiasan bunga tidak membuka secara penuh.

Bibir bunganya yang kehijauan memiliki corak keunguan hingga merah muda di bagian tengahnya. Selain di Sulawesi Selatan, persebaran alami Eulophia lagaligo diketahui berasal dari Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur.

Spesies anggrek unik ini dapat tumbuh baik di dataran rendah dengan rentang ketinggian antara 100 sampai 600 meter di atas permukaan laut.

120 Orang Kontak Erat 5 Pasien Positif Corona Klaten Klaster Gowa Bakal Jalani Rapid Test

Keanekaragaman Hayati

Berdasarkan Buku Anggrek Spesies Indonesia yang diterbitkan oleh Direktorat Pembenihan Hortikultura Kementerian Pertanian, setidaknya telah teridentifikasi sekitar 750 famili, 43.000 spesies dan 35.000 varietas hibrida anggrek dari seluruh penjuru dunia.

Indonesia kurang lebih memiliki 5.000 spesies. Di antara jumlah tersebut diketahui merupakan spesies asli Indonesia. Ada yang tumbuh di hutan belantara maupun telah dibudidayakan oleh masyarakat.

Dari jumlah itu, 986 spesies tersebar di Pulau Jawa, 971 spesies berada di Pulau Sumatra, 113 spesies tumbuh di Kepulauan Maluku, dan sisanya bisa ditemukan di Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara, dan Kalimantan.



Anggrek spesies adalah istilah untuk merujuk tanaman anggrek yang tumbuh secara alami dan pada umumnya berkembang di ekosistem hutan. Inilah mengapa anggrek spesies kerap disebut anggrek unik karena belum dikawinsilangkan secara buatan dengan anggrek jenis lain.

Anggrek spesies yang unik itu juga sering disebut anggrek hutan karena merupakan plasma nutfah sebagai sumber keragaman hayati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya