SOLOPOS.COM - Pedagang di Pasar Boyolali Kota, Sri Lestari, menunjukkan dua kemasan Minyakita dengan keterangan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.000 per liter, Kamis (2/2/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Pedagang kebutuhan pokok di Pasar Boyolali Kota mengeluhkan sulitnya mendapatkan minyak goreng bersubsidi Minyakita yang pasokannya mulai terbatas dari distributor dan harganya juga mahal.

Selain itu, mereka juga mengaku sering diprotes ibu-ibu karena harga jualnya lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang tertulis pada label kemasan Minyakita. Kepala Bidang (Kabid) Usaha Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Boyolali, Agus Setyawan, mengungkapkan hal tersebut terjadi tak hanya di Boyolali.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Berkaitan dengan kelangkaan Minyakita di Boyolali, dan mungkin wilayah lain juga merasakan, ini karena dampak produksi minyak goreng ada di luar Pulau Jawa. Jadi pabriknya di luar Jawa, terus distribusinya dan dikemas di Pulau Jawa,” ungkapnya saat dihubungi wartawan, Kamis (2/2/2023).

Selain itu, Agus menjelaskan ada faktor kendala cuaca yang sangat ekstrem beberapa waktu lalu. Sehingga, lanjut dia, distribusi mengalami kendala. “Jadi memang bisa dirasakan agak langka, goleke rada angel tur harganya kalau sampai end user jadi naik,” katanya.

Lebih lanjut, Agus mengatakan Disdagperin Boyolali terus memantau kondisi di pasar. Ia menyatakan memang ada kelangkaan minyak goreng khusus Minyakita yang harganya sekarang lebih mahal daripada HET di Boyolali.

Akan tetapi untuk minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan premium masih aman. “Tetap kami pantau dan akan kami laporkan kepada provinsi jika ada kendala di lapangan,” kata dia.

Naik Harga sejak Desember 2022

Sementara itu, penjual kebutuhan pokok di Pasar Boyolali Kota, Sri Lestari, 51, mengaku masih bisa berjualan Minyakita karena ada stok dua pekan lalu. Namun, ia mengungkapkan sudah sepekan ini kiriman Minyakita dari distributor terbatas sehingga ia tak mendapatkan minyak.

“Saya punya empat distributor, semua bilang kalau barangnya ada tapi terbatas. Sepekan ini saya enggak dapat Minyakita,” ujarnya. Lestari mengungkapkan beberapa pedagang yang terlihat masih menjual Minyakita karena memiliki stok sebelumnya.

Ia mengungkapkan kenaikan harga Minyakita dimulai sejak akhir Desember 2022 dan merangkak naik hingga Rp17.000 per liter. Lestari mengaku mendapat protes dari banyak pelanggannya.

“Pembeli itu protes, di label tertulis Rp14.000, tapi saya mau jual Rp14.000 ya tidak bisa, harga dari sana sudah lebih. Pas harganya Rp17.000 per liter ini, ada pelanggan yang pilih minyak lain, kualitas lebih bagus harga Rp18.000 per liter, cuma selisih sedikit. Ada juga yang memilih minyak goreng curah,” kata dia.

Ibu rumah tangga asal Kecamatan Boyolali, Emma, menilai aneh karena Minyakita dijual dengan harga lebih tinggi dari HET yang tertera pada label kemasan. “Mau heran, tapi apa boleh buat. Selama harga minyak goreng enggak setinggi dulu dan masih terjangkau ya enggak masalah. Kalau bisa sih yang tertera di label sesuai dengan harga di pasaran,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya