SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WELLINGTON: Minyak mentah turun dari posisi tertinggi selama 6 bulan terakhir. Penurunan dipicu spekulasi yang menyatakan penguatan minyak 10% pada pekan lalu tidak akan bisa bertahan akibat kenaikan pasok global.

Ekspor dari wilayah Kurdistan Irak akan dimulai 1 Juni mendatang setelah menteri perminyakan negara itu setuju mempercepat pengapalan, kata pemerintah provinsi wilayah itu dalam situsnya, kemarin.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Minyak mentah untuk pengiriman Juni melemah 52 sen atau 0,9% menjadi US$58,11 per barel dalam perdagangan elektronik after-hours di New York Mercantile Exchange.

Harga kontrak minyak naik 3,4% menjadi US$58,63 per barel pada 8 Mei, penutupan tertinggi sejak 11 November, karena melambatnya pemecatan karyawan di AS mengangkat kepercayaan investor dan penurunan dolar AS mendorong kinerja investasi komoditas.

Minyak mentah brent untuk pengiriman Juni ditutup melemah 23 sen atau 0,4% menjadi US$57,91 per barel di bursa London’s ICE Futures Europe. Brent naik 3% ke posisi US$58,14 pada akhir pekan lalu, tertinggi sejak 10 November.

Kontrak minyak New York terpuruk ke terendah 4 tahun di US$32,40 pada 19 Desember 2008 karena resesi global memangkas permintaan dan produsen memangkas produksi untuk menekan kenaikan stok. Harga telah menguat 39% dalam 2 bulan terakhir karena sejumlah upaya untuk membangun kembali pasar kredit global mengangkat bursa ekuitas global. (JIBI/Bisnis.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya