SOLOPOS.COM - Petugas Dinas Koperasi UKM Sragen melakukan sidak minyak goreng di toko di Sragen, Senin (21/2/2022). (Istimewa/ Widya Budi Mudhita)

Solopos.com, SRAGEN — Masyarakat masih kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga juga yang ditentukan pemerintah karena stoknya yang masih langka. Kondisi ini memberatkan warga, terutama para pelaku usaha kecil.

Pemilik Warung Makan Intan di Sragen Kota, Ida, 36, mengaku sulit mendapatkan minyak goreng dengan harga di bawah Rp15.000. Dia biasanya membeli di minimarket jika ada minyak stok minyak sesuai harga ecera tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagai informasi, HET minyak goreng curah ditetapkan Rp11.500/liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500/liter, dan minyak goreng premium Rp14.000/liter.

“Saya ada teman yang menjadi karyawan [minimarket], diberi tahu kalau ada stoknya. Enggak pasti ada, kadang dua hari sekali, kadang tiga hari sekali,” kata dia, Senin (21/2/2022).

Baca Juga: Ini Toko Sembako di Sragen yang Jual Minyak Goreng Subsidi Rp12.800/Kg

Minimarket membatasi satu orang membeli maksimal dua liter minyak goreng/hari. Padahal, usaha warung makannya bisa menghabiskan delapan liter tiap harinya. “Jadi semua anggota keluarga sata keluarkan semua. Ada lima orang. Dapat 10 liter. Kalau enggak gitu beli di toko biasa kacek Rp10.000/kemasan dua liter,” papar Ida.

Dia mengau keuntungannya berkurang selama sejak harga minyak goreng naik. Dia tidak menaikkan harga atau mengubah ukuran produk supaya tidak mengecewakan para konsumen.

Sementara Pemilik Suryamart Kalijambe, Sragen, Farid Suryawan, 42, juga kesulitan kulakan minyak goreng bersubsidi. “Pemilik toko punya kartu member dan dibatasi beli satu karton/hari [satu karton isi 12 liter]. Beli lebih dari itu enggak bisa karena sudah terbaca sistem dengan kartu,” jelasnya.

Baca Juga: Dugaan Penimbunan dan Penyelewengan Minyak Goreng di Sejumlah Wilayah

Untuk menambah stok di tokonya, ia terpaksa membeli minyak goreng dengan harga tinggi di distributor lain. “Ada konsumen tanya kenapa harganya berbeda dengan toko ritel. Kami menjelaskan mengenai kondisi minyak goreng di pasaran. Di toko ritel kan tidak selalu tersedia minyak goreng,” paparnya.

Farid mengaku ada penurunan penjualan minyak goreng namun tidak signifikan sebab toko lain juga menjual di atas HET.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya