SOLOPOS.COM - Kementerian Perdagangan meluncurkan produk minyak goreng curah kemasan sederhana merek Minyakita seharga Rp14.000 per liter di kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (6/7/2022). (BISNIS/Indra Gunawan).

Solopos.com, SOLO — Minyak goreng sawit kemasan sederhana yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni merek MinyaKita langka di sejumlah pasar Kota Solo.

Berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 49 Tahun 2022, minyak goreng rakyat terdiri atas minyak curah dan MinyaKita diatur oleh pemerintah dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Namun, berdasarkan pantauan Solopos.com, Senin (6/2/2023), harga MinyaKita dijual pada kisaran Rp14.000 per liter hingga Rp17.000 per liter.

Beberapa pedagang menjual MinyaKita melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang dipatok pemerintah yakni Rp14.000 per liter.

Kenaikan harga tersebut disebabkan karena pasokan MinyaKita yang seret sejak sebulan lalu, sehingga pedagang kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng bersubsidi dari pemerintah tersebut.

Salah satu pemilik toko kelontong di Kartasura, Sri mengaku saat ini ia kehabisan stok MinyaKita. Sri sudah memesan kembali dari distributor namun belum juga dikirim. Ia menjual MinyaKita seharga Rp17.000 per liter.

Pemilik toko lainnya di Laweyan, Mulyani, mengatakan bahwa ia tidak menjual minyak goreng dengan merek MinyaKita. Ia lebih memilih menjual minyak goreng non-subsidi seperti Fortune, Bimoli, dan Fitri.

Sementara itu, Kepala Pasar Nusukan, Giyarto, menguraikan bahwa harga minyak goreng kemasan sederhana, termasuk MinyaKita rata-rata dijual dengan harga Rp16.000 per liter.

“Sedangkan minyak goreng curah kemasan plastik dijual dengan harga Rp13.500 per liter, minyak kemasan merek Sunco seharga Rp20.000 per liter,” terang Giyarto dihubungi Solopos.com, Senin (6/2/2023).

Sebelumnya, Giyato menguraikan bahwa memang terjadi kelangkaan minyak goreng merek MinyaKita di Pasar Nusukan. “Ada [kelangkaan], hilang dari pasar,” ujar Giyarto.

Kepala Pasar Legi, Nur Rahmadi, mengatakan saat ini minyak goreng kemasan sederhana dan kemasan curah, termasuk MinyaKita dijual dengan harga Rp14.000 per liter. Sedangkan minyak goreng merek Bimoli dijual seharga Rp21.000 per liter.

Kelangkaan MinyaKita di Pasar Legi tidak menyebabkan lonjakan permintaan dari konsumen. Mengingat, konsumen langsung beralih ke minyak goreng merek lain.

“Minyak goreng yang laku yang premium, istilahnya pangsa pasarnya beda. Tapi itu ranahnya distributor bukan ranah kami, kami hanya memantau saja,” ujar Nur.

Sebagai informasi, kelangkaan minyak goreng hanya terjadi pada minyak goreng MinyaKita. Tidak terjadi pada merek minyak goreng lainnya, seperti Bimoli, Fortune, Fitri, dan lain-lain.

Salah satu warga Laweyan Solo, Nur Aina mengaku tidak bermasalah dengan kelangkaan MinyaKita di pasaran. Ia memilih membeli minyak goreng dengan merek lain untuk mencukupi kebutuhan dapurnya.

“Kalau terkait stok di pasar memang tidak berpengaruh, karena masih ada pilihan lain. Konsumen yang fanatik merek, itu kan [MinyaKita] memang bersubsidi,” terang Nur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya