Minyak berada pada US$77,91 per barel

WELLINGTON: Minyak mentah naik dari level terendah dalam sepekan setelah badai memaksa penutupan terminal ekspor dan produksi di Meksiko serta Hurricane Ida masuk Teluk.

Petroleos Mexicanos, perusahaan minyak milik pemerintah, menutup 90 sumur minyak di Veracruz sebelah barat dan Tabasco karena banjir dan badai. Chevron Corp mulai mulai mengungsikan karyawan setelah Ida, badai kategori 2, memasuki sebelah selatan Teluk Meksiko.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kontrak minyak untuk pengiriman Desember naik sampai US$0,67 atau 0,9% menjadi US$78,10 per barel di New York Mercantile Exchange. Posisi pada pukul 8 a.m. sebesar US$77,91 per barel di Singapura.

Kontrak ini anjlok US$2,19 atau 2,8% menjadi US$77,43 pada 6 November, terendah sejak 30 Oktober, setelah laporan yang menunjukkan pengangguran di AS naik menjadi 10,2%, tertinggi dalam 26 tahun.

Minyak mencapai level tertinggi pada US$82 per 21 Oktober setelah pasar saham mendorong keyakinan investor dan penurunan dolar AS memicu pembelian aset fisik.

National Hurricane Center menjelaskan Ida dengan kekuatan angin 105 mil (170 km) per jam, diperkirakan mereda setelah melanda di seluruh kawasan Gulf of Mexico melalui pantai Mississippi dan Alabama.

Data Energy Department AS memperlihatkan produksi offshore di sepanjang Teluk AS mencapai 28% output nasional pada Juni.

Chevron, perusahaan minyak terbesar kedua di AS, mengatakan sudah menarik sejumlah personal yang non-esensial dan belum menutup satupun tempat produksi.

Departemen melaporkan persediaan AS sebesar 335,9 juta barel minyak mentah per 30 Oktober, 7,2% lebih besar dari rata-rata 5 tahun.

Minyak brent untuk penyelesaian Desember naik US$0,62 atau 0,8% menjadi US$76,49 per barel di ICE Futures Europe London pada pukul 11:32 a.m. di Sydney.(Bisnis Indonesia/JIBI/M. Yunan Hilmi)