SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri Joko Sutopo. (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, WONOGIRI -- Ketua DPC PDIP Wonogiri, Joko Sutopo, belum juga memutuskan apakah akan mencalonkan kembali sebagai bupati pada Pilkada Wonogiri 2020 mendatang.

Bahkan hingga menjelang penutupan penjaringan calon kepala daerah (cakada) di DPD dan DPP PDIP, Bupati Wonogiri yang akrab disapa Jekek itu belum menunjukkan tanda-tanda akan mendaftar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jekek masih berpegang pada pendirian tak akan mencalonkan diri sebagai bupati jika biaya politik masih tinggi.

Di sisi lain warga menyatakan siap urunan atau patungan untuk membantu lelaki yang akrab disapa Jekek itu dalam berkontestasi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Wonogiri 2020.

Warga Wonogiri Segera Nikmati Jaringan Internet Tanpa Kuota Rp25.000/Bulan

Warga juga mengancam jika Jekek tidak mencalonkan diri mereka tak akan menggunakan hak pilih.

Pada sebuah forum dengan para kepala desa (kades), kades terpilih, dan pejabat teras lain di Sekretariat Daerah (Setda) di kawasan kota Wonogiri, Selasa (26/11/2019), Jekek menegaskan belum tentu mencalonkan diri.

10.000-An Melamar CPNS Klaten, Ini 2 Lowongan Terfavorit

Dia kembali menegaskan tak akan mencalonkan diri apabila biaya politik masih tinggi. Jekek berterus terang pada Pilkada 2015 lalu dia habis dana lebih kurang Rp20 miliar.

Agnez Mo Tak Akui Berdarah Indonesia? Cek Kronologi Lengkap Percakapannya

Jika pada Pilkada 2020 biaya politik masih di kisaran nilai tersebut, Jekek memilih menyimpan uangnya di bank. “Mending masukkan ke deposito malah menghasilkan,” kata dia.

Pelamar CPNS Sragen 8.500 Orang Tapi 6 Lowongan Ini Nol Peminat

Saat ditemui Solopos.com seusai acara, Jekek mengatakan tak sanggup jika harus mengeluarkan biaya tinggi untuk Pilkada. Dia mengaku tak memiliki cukup dana.

Gaji pokoknya yang hanya lebih kurang Rp5 juta/bulan tak bisa diandalkan untuk membiayai pencalonannya.

“Siltap [penghasilan tetap] kades di Wonogiri mulai tahun depan Rp4 juta/bulan. Berarti siltap kades dengan gaji saya hanya selisih Rp1 juta. Saya enggak sanggup, biayanya besar,” kata dia.

Nikahi Perempuan 28 Tahun, Seorang Pria 70 Tahun di Madiun Bikin Heboh

Dia menyadari banyak kalangan, termasuk para kader PDIP, mendorongnya mencalonkan diri agar 2020 bisa melanjutkan program pembangunan.

Di sisi lain Jekek tak bisa menutup mata bahwa berkontestasi membutuhkan biaya besar. Soal penjaringan di DPD dan DPP yang hanya sampai 30 November, dia menegaskan belum tentu akan mendaftar.

Diduga Terlibat Video Mesum, Camat di Wonogiri Ini Dicopot

Ketua PAC PDIP Karangtengah, Wonogiri, Supriyanto, menyampaikan akar rumput PDIP dan mayoritas warga Karangtengah mendorong Jekek maju kembali sebagai bupati. Mereka tak memiliki pilihan lain selain Jekek.

Terkuak! Ini Rahasia Pijat Alat Vital Ala Mak Erot

Bagi mereka saat ini belum ada tokoh yang memiliki kepemimpinan seperti Jekek. Anggota DPRD Wonogiri itu melanjutkan setiap bertemu warga, mereka selalu menanyakan sikap Jekek.

Harga Iphone 11 Resmi di Indonesia: Paling Mahal Rp27 Jutaan

Dia hanya bisa menjawab Jekek tak bersedia mencalonkan diri apabila biaya politik tinggi. Mengetahui hal itu mereka menyatakan bersedia patungan untuk membantu Jekek.



Bukan Harta atau Tanah Melimpah, Ini Alasan Janda Muda di Madiun Mau Dinikahi Kakek 70 Tahun

“Jangankan berkomitmen tak menuntut apa-apa, urunan saja mereka mau. Sampai segitunya kader dan warga kami itu. Mereka tak pernah berpikir soal calon lainnya. Pilihan kader dan warga Karangtengah hanya Pak Joko Sutopo,” kata Supriyanto.

2 Pria Terekam CCTV Satroni Toko Pakaian Dalam Wanita di Solo

Saking besarnya dukungan, Supriyanto mengatakan warga sampai menyatakan tak akan mencoblos kalau Jekek tak mencalonkan diri. Dukungan warga sangat besar karena Jekek memperhatikan Karangtengah, berbeda dengan bupati sebelum-sebelumnya.

Supriyanto mencontohkan lima dari enam ruas jalan kabupaten di Karangtengah sudah mulus selama masa kepemimpinan Jekek.

Nyata! Kisah Bayi Mungil yang Lahir Saat Erupsi Merapi

“Saking senangnya karena jalan diperbaiki, saat itu warga urunan buat syukuran menggelar wayang. Sebelum Pak Joko Sutopo menjadi Bupati, suara PDIP di Karangtengah minim. Setelah beliau memimpin, suara PDIP di sini mencapai 76 persen pada Pemilu 2019 lalu. Ini luar biasa,” ulas Supriyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya