SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, PURWOKERTO — Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Indra Permanajati mengingatkan pentingnya pemetaan jalur sesar aktif sebagai upaya mitigasi bencana gempa di darat. Dengan pemetaan sesar aktif itu, risiko bencana diharapkan bisa diminimalisasi.

“Pemerintah daerah perlu memetakan jalur-jalur sesar aktif yang ada di derahnya masing- masing. Kegiatan ini sangat diperlukan dalam rangka mitigasi gempa,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (12/8/2019).

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Indra yang merupakan koordinator Bidang Geologi Pusat Mitigasi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menjelaskan kegiatan pemetaan sesar aktif yang bisa dilakukan tersebut meliputi pemetaan zona-zona sesar aktif, prediksi kemungkinan aktivasi sesar, kemungkinan kekuatan gempa yang bisa terjadi, hingga rekomendasi penanganan untuk wilayah yang berisiko. “Kajian ini sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka antisipasi terjadinya bencana gempa. Kajian ini sangat diperlukan dalam rangka strategi perlindungan masyarakat terhadap bencana gempa,” katanya.

Indra yang merupakan dosen Mitigasi Bencana Geologi, Jurusan Teknik Geologi, Universitas Jenderal Soedirman tersebut menambahkan, hampir semua daerah di Indonesia terdapat sesar-sesar aktif dan semuanya berpotensi untuk terjadinya pergerakan. “Seperti yang baru-baru ini terjadi gempa di Majenang dan Jogja merupakan sesar-sesar aktif yang menjadi penyebabnya,” kata staf pengajar Unsoed itu.

Menurut dia, pemetaan yang sudah dilakukan PVMBG masih dalam skala yang kecil, sehingga belum sampai pada pemetaan detil dan prediksi pergerakannya, serta kemungkinan kekuatan gempa yang bisa terjadi. “Dengan demikian, perlu pengkajian yang lebih detil untuk mendapatkan cara mitigasi yang paling baik. Pemetaan ini juga dapat memprediksi kemungkinan terjadinya likuifaksi pada daerah-daerah tertentu yang dinilai rentan dengan mempertimbangkan kondisi geologi yang ada,” katanya.

Dia menambahkan mitigasi yang paling utama adalah standarisasi bangunan tahan gempa dan teknik penyelamatan diri dari gempa. “Dua hal ini yang harus terus difokuskan oleh pemerintah untuk antisipasi bencana gempa. Kegiatan diawali dari identifikasi potensi bencana gempa, kemudian prediksi kekuatan gempa yang bisa terjadi, selanjutnya standarisasi bangunan tahan gempa,” katanya.

Standarisasi bangunan tahan gempa, tambah dia, harus segera dilaksanakan dengan merancang bangunan tahan gempa kemudian diterapkan ke masyarakat.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya