SOLOPOS.COM - CEO Jakcloth, Achmad Ichsan Nasution (kanan), bersama CEO Jakcloth Online, Andro Rohmana Putra, meletakkan batu pertama pembangunan outlet Jakcloth di Jl. Serayu Timur, Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Kamis (9/2/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Bisnis clothing di Kota Madiun masih terbuka lebar karena pemain bisnis di industri ini masih minim.

Madiunpos.com, MADIUN — Peluang industri clothing di Madiun dinilai masih terbuka lebar. Perputaran uang di bisnis pakaian jadi dengan brand sendiri itu juga cukup besar yaitu bisa menembus miliaran rupiah setiap tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu disampaikan CEO Jakcloth, Achmad Ichsan Nasution atau Ucok saat memberikan materi kepada seratusan peserta Seminar 1000 Clothingpreneur di Kafe The Cemiland, Kota Madiun, Kamis (9/2/2017).

Ucok menyampaikan bisnis clothing distro masih terbuka lebar di Kota Madiun, hal ini karena masih jarang pengusaha daerah yang bergerak di bidang industri clothing. Padahal, bisnis ini bisa dikatakan sangat menguntungkan.

Dia menuturkan dengan gerakan 1000 clothingpreneur yang digagas Jakcloth ini diharapkan ada sejumlah pemuda dari Kota Madiun yang ikut membangun bisnis ini. Sejak program 1000 clothingpreneur diluncurkan pada 2009 hingga kini sudah ada sekitar 400 brand yang ada di bawah Jakcloth dari berbagai daerah.

“Kami di Madiun tidak hanya untuk menghibur dan selling saja, tetapi kami ingin menularkan virus baik ini kepada pemuda Madiun supaya bisa mengikuti jejak langkah pemuda-pemuda dari berbagai daerah yang telah sukses dalam membuat bisnis ini,” kata dia.

Untuk yang minat mengikuti gerakan ini, ujar Ucok, tidak ada syarat apapun bagi yang ingin mengikuti langkah bisnis di bidang clothing ini. Namun, bagi yang tertarik bisa mengirim lima hingga sepuluh design clothing dan dikirim ke Jakcloth. Nantinya design tersebut akan di-uplod di website Jakcloth dan ketika sudah ada yang tertarik dan memesannya baru diproduksi.

“Jadi tidak perlu mengeluarkan modal untuk bisnis ini. Tetapi yang terpenting adalah ide dan design, nanti dari Jakcloth yang memproduksi,” terang dia.

Lebih lanjut, Ucok menuturkan omzet dari penjualan produk clothing brand di bawah Jakcloth pada tahun 2016 rata-rata sekitar Rp10 miliar. Omzet tahun 2016 menurun dibandingkan omzet pada tahun 2015 yang mencapai Rp14 miliar.

Jakcloth sebelumnya hanya membuka outlet di kawasan Jabodetabek. Namun, tahun ini Jakcloth membuka outlet di Kota Madiun dan Jember. Nantinya, ketika ada pengusaha baru dari clothing ini akan dibantu untuk pemasaran dan distribusi produk. Hal ini karena Jakcloth sudah memiliki jaringan distro di berbagai daerah dan cukup kuat.

“Salah satu brand yang sudah menjadi partner kami seperti di Solo ada Rown. Dan beberapa brand yang tersebar di daerah lain,” kata dia.

CEO Jakcloth Online, Andro Rohmana Putra, menyampaikan peluang untuk berbisnis di bidang clothing masih terbuka lebar. Dalam bisnis ini hanya membutuhkan kemauan kuat dan kreativitas.

Untuk promosi dan endorsement, kata Andro, pihaknya menggandeng band-band indie yang saat ini sedang naik daun seperti Payung Teduh, Killing Me Inside, Rocket Rockers, Last Child, DJ Yasmin, dan lainnya.

“Kami mengharapkan pemuda-pemuda Madiun bisa mengikuti jejak langkah ini karena pemain distro di Madiun masih sedikit dan potensinya sangat besar,” jelas dia yang merupakan warga Kota Madiun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya