SOLOPOS.COM - Puluhan potensi SAR mengikuti Pembukaan Pelatihan Gabungan Dasar Rescuer Bagi Potensi SAR Jawa Tengah, di Pangkalan Udara (Lanud) Adi Soemarmo Solo, Sabtu (13/6/2015). (JIBI/Solopos/Hijriyah Al Wakhidah)

Tanggap bencana perlu didukung personel-personel yang andal.

Solopos.com, BOYOLALI—Jumlah anggota search and rescue (SAR) di Indonesia saat ini masih sangat minim dan terbatas.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dari catatan Badan SAR Nasional (Basarnas), total anggota SAR Nasional hanya 3.200 personel. Angka ini tak bisa mengkaver secara maksimal potensi bencana di Indonesia. Mereka tersebar di 34 kantor SAR di Indonesia. Satu kantor SAR rata-rata membagi personilnya di tiga pos SAR. Seperti SAR Semarang yang punya tiga pos SAR di Jepara, Cilacap, dan Solo.

Direktur Bina Ketenagaan dan Pemasyarakatan SAR Nasional, Brigjen TNI (Mar) Suprayogi, menjelaskan dengan keterbatasan jumlah personel SAR di daerah, maka pertolongan terhadap kejadian yang sifatnya kedaruratan sering mengalami keterlambatan atau membutuhkan waktu panjang.

Berkaca pada kondisi ini, Basarnas akan memaksimalkan potensi SAR seperti komunitas-komunitas sukarelawan untuk mempersingkat respons time. “Oleh karena itu, pelatihan bagi komunitas sukarelawan atau potensi SAR juga sangat penting agar mereka mampu memantau daerahnya dan minimal bisa melaksanakan pertolongan pertama saat terjadi bencana alam,” papar Brigjen TN (Mar) Suprayogi, di sela-sela Pembukaan Pelatihan Gabungan Dasar Rescuer Bagi Potensi SAR Jawa Tengah, di Pangkalan Udara (Lanud) Adi Soemarmo Solo, Sabtu (13/6/2015). Potensi SAR juga bertugas menginformasikan kepada Kantor SAR jika ada kejadian darurat. “Tapi di awal mereka sudah bisa menangani.”

Kepala Kantor SAR Semarang, Agus Haryono, Agus Haryono, mengatakan pelatihan dasar rescuer diikuti anggota SAR dari unsur TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan organisasi sukarelawan se-Soloraya, termasuk SAR binaan Lanud Adi Soemarmo, Highlander HumanNatur Care (HNC). Pelatihan tersebut digagas Basarnas bekerja sama dengan Lanud Adi Soemarmo.

“Ada 200 personel yang ikut pelatihan,” kata Agus. Agus juga menyebutkan pelatihan gabungan ini merupakan bentuk konsolidasi antara Basarnas dengan potensi SAR agar potensi SAR bisa menjadi ujung tombak pertolongan pertama saat ada kondisi kedaruratan.

“Soloraya termasuk wilayah yang rawan bencana terutama tanah longsor, kecelakaan air,dan kecelakaan gunung. Itu yang sering terjadi di wilayah Soloraya.” Oleh karena itu, dalam pelatihan gabungan dasar ada tiga macam pelatihan yakni water rescue, high angle rescue, dan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya