SOLOPOS.COM - Ilustrasi distribusi air bersih. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SRAGEN--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen prioritaskan menyalurkan bantuan air bersih dari organisasi masyarakat (ormas) maupun masyarakat umum ke lokasi-lokasi rawan kekeringan ketimbang menggunakan alokasi dana Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sragen.

Hal itu karena bantuan dari ormas dan masyarakat umum terus mengalir tetapi armada pengangkut tidak memadai. Sehingga Pemkab Sragen mengambil kebijakan itu supaya bantuan dari ormas dan masyarakat umum segera disalurkan dan tidak dobel bantuan dari Pemkab Sragen. Informasi yang dihimpun solopos.com dari Seksi Penanggulangan Kemiskinan Bagian Sosial Ekonomi, Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Kabupaten Sragen, bantuan dari ormas dan masyarakat umum mencapai Rp27 juta hingga Senin (14/10/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nominal itu setara dengan 180 tangki air bersih seharga Rp150.000 per tangki. Kepala Seksi Bantuan Korban Bencana, Dinsos Kabupaten Sragen, Budi Paryono, menjelaskan Pemkab Sragen mengambil kebijakan menyalurkan bantuan dari ormas dan masyarakat umum terlebih dahulu sejak Jumat (4/10). Bantuan itu masuk melalui posko bantuan air bersih di kantor UPTPK.

Ekspedisi Mudik 2024

Kebijakan itu diambil supaya bantuan untuk warga yang membutuhkan tidak dobel di wilayah tertentu. Alasan lain armada atau tangki pengangkut air tidak memadai. Pemkab Sragen hanya memiliki empat tangki milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sragen.

Padahal mereka harus menyalurkan rata-rata 12 tangki setiap hari. Sehingga satu tangki harus bolak-balik 3-4 kali. Bahkan menurut Budi mereka dapat melayani kebutuhan air di 2-3 kecamatan dalam satu hari menggunakan empat tangki. Sehingga Pemkab Sragen berinisiatif menyalurkan bantuan dari ormas dan masyarakat umum terlebih dahulu hingga habis.

Setelah itu, bantuan akan disambung dengan alokasi dana dari Dinsos Kabupaten Sragen. Budi menuturkan Dinsos Kabupaten Sragen sudah menyalurkan 324 tangki dari total alokasi anggaran sebanyak 700 tanki pada 2013 hingga Jumat (4/10).

“Sementara bantuan dari masyarakat dan yang lain dijalankan dulu. Dinsos berhenti dulu supaya enggak dobel. Tadinya bantuan dari masyarakat disalurkan setiap Minggu tapi ternyata bantuan banyak. Kami koordinasi dengan UPTPK dan PDAM.  Armada enggak nyandak. Empat mobil saja maka enggak mungkin jalan bareng,” kata Budi saat dihubungi solopos.com Senin (14/10/2013).

Kepala Seksi Penanggulangan Kemiskinan Bagian Sosial Ekonomi, UPTPK Kabupaten Sragen, Suratno, membenarkan kondisi itu. Menurut dia bantuan dari ormas dan masyarakat umum masih mengalir.

Namun dia menjelaskan Pemkab Sragen tidak dapat melayani permintaan masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan air bersih sesuai jadwal masing-masing. Donatur dapat menentukan lokasi yang akan dibantu tetapi jadwal penyaluran mengikuti jadwal yang telah ditetapkan Dinsos Kabupaten Sragen.

Hal itu karena keterbatasan armada dan lokasi yang disalurkan cukup banyak sekitar sepuluh kecamatan yang tersebar di lebih dari 30 desa.

“Sampai hari ini bantuan dari ormas dan masyarakat umum yang masuk melalui posko bantuan air bersih masih mengalir. Respon masyarakat bagus. Kami melayani permintaan donatur ihwal lokasi bantuan tetapi tidak untuk jadwal penyaluran bantuan karena armada terbatas. Jadwal memakai yang sudah ada. Kalau enggak sesuai jadwal maka pembagian bisa kacau,” tutur Suratno saat dihubungi solopos.com, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya