SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Kemdikbud.go.id)

Bahasa Indonesia diminati negara lain.

Solopos.com, JAKARTA – Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud mengatakan, tujuan pemerintah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional didukung fakta banyak warga negara lain yang berminat mempelajari Bahasa Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sampai saat ini ada 174 pusat pembelajaran bahasa Indonesia yang tersebar di 45 negara. Paling banyak ada di Jepang, yaitu 38 tempat belajar. Di Australia ada 36. Ini membuktikan minat bangsa lain terhadap bahasa Indonesia tinggi,” ujar Mahsun saat gelar wicara dengan Radio Sindo Trijaya di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (21/10/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengatakan, semakin tinggi minat mempelajari Bahasa Indonesia dari negara lain, berarti semakin banyak yang mengakui identitas bangsa Indonesia. “Karena bahasa adalah identitas suatu bangsa,” katanya.

Terkait tantangan yang dihadapi bahasa Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Mahsun mengatakan tidak perlu khawatir. Meski sudah ditentukan bahasa Inggris merupakan bahasa resmi dalam MEA, Bahasa Indonesia tetap memiliki posisi di lingkungan bahasa dunia.

“Di dunia ini tidak ada bahasa yang murni. Semua bahasa menyerap dari bahasa lain. Kita jangan takut untuk menyerap bahas asing ke bahasa Indonesia. Dalam diplomasi budaya, justru Bahasa Indonesia juga bisa diserap oleh negara lain. Jadi Bahasa Indonesia juga bisa jadi penyumbang kosakata bahasa di dunia,” tutur Mahsun seperti dikutip Solopos.com, dari situs Kemendikbud.go.id, Rabu.

Ia menambahkan, saat ini Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud tengah melakukan upaya untuk menambah kosakata Bahasa Indonesia yang diambil dari bahasa daerah. Hal itu dilakukan untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia.

Mahsun mengatakan, Mendikbud Anies Baswedan meminta agar unsur-unsur dalam bahasa daerah harus mewarnai bahasa Indonesia. Hal itu ditindaklanjuti oleh Badan Bahasa Kemendikbud dengan melakukan inventarisasi kosakata bahasa daerah.

“Sekarang kita punya sekitar 90.000 kosakata dalam Bahasa Indonesia. Ditargetkan pada tahun 2019 akan mencapai 200.000 kosakata,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya