SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Minat generasi muda terhadap sejarah dan kebudayaan negeri sendiri saat ini menurun drastis. Hal tersebut dibuktikan dengan rendahnya tingkat kunjungan generasi milineal ke Museum Ranggawarsita di Kota Semarang dalam kurun beberapa tahun terakhir.

Dari data yang diperoleh Semarangpos.com, tingkat kunjungan di Museum Ranggawarsita sepanjang 2018 hanya mencapai 61.426 orang. Dari jumlah sebanyak itu hanya sekitar 7.795 pengunjung berasal dari kalangan dewasa atau sekitar 12%. Sementara kunjungan terbanyak didominasi kalangan pelajar SD dan taman kanak-kanak (TK) mencapai 39%. Sedangkan sisanya diisi kalangan pelajar SMP, SMA, mahasiswa, serta tamu undangan yang mengikuti darmawisata.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Staf Pelayanan Museum Ranggawarsita, Supriyatin, mengatakan menurunnya kunjungan generasi muda atau milineal ke museum membuktikan rendah minat mereka mengenal sejarah dan budaya bangsa sendiri. Padahal, melalui kunjungan di museum generasi muda bisa belajar tentang sejarah dan budayanya.

“Museum Ranggawarsita ini merupakan satu-satunya museum di Jawa Tengah [Jateng] yang memiliki koleksi paling lengkap. Enggak cuma dari zaman prasejarah, tapi juga pasca-kemerdekaan. Semua tentang budaya Jateng ada di sini. Harusnya banyak generasi muda yang mau berkunjung,” ujar Supriyatin saat dijumpai Semarangpos.com di kantornya, Selasa (6/11/2018).

Supriyatin mengatakan rendahnya kunjungan ke museum yang diresmikan sejak 1989 itu sebenarnya sudah terlihat sejak dua tahun terakhir. Pada 2016, museum yang memiliki koleksi 59.784 benda bersejarah itu dikunjungi sekitar 100.000 orang.
Jumlah itu menurun drastis pada 2017, menjadi sekitar 75.000 pengunjung. Sedangkan tahun ini, jumlah kunjungan kembali menurun pada angka 61.426 orang.

“Sebenarnya kami telah melakukan berbagai upaya untuk mendongkrak jumlah pengunjung. Seperti melalui berbagai event yang digelar di sini, yakni pameran, pertunjukan seni, dan lain-lain. Tapi, sepertinya itu belum cukup mendongkrak jumlah pengunjung, terutama dari kalangan remaja,” imbuh Supriyatin.

Selain menggelar event, pihak Museum Ranggawarsita juga bekerja sama dengan civitas academica perguruan tinggi untuk mendongkrak kunjungan wisatawan. Salah satunya dengan menggelar pemilihan Duta Museum. Meski demikian, sejauh ini dampak adanya Duta Museum itu belum benar-benar dirasa pihak museum yang dikelola Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng itu. 

“Perlu adanya kepedulian dari seluruh kalangan agar museum ini kembali bergeliat. Apalagi ini kan etalase dan ensiklopedianya Jateng,” tegas perempuan berjilbab itu. 

Museum Ranggawarsita di Semarang. (Youtube @Museum Ranggawarsita)

Terpisah, seorang pengunjung yang ditemui Semarangpos.com, Effendi, mengaku mendapat tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Jateng setelah mengunjungi Museum Ranggawarsita. Ia jadi tahu budaya dan tradisi masyarakat di berbagai daerah di Jateng.

“Hanya saja museumnya sepi. Memang perlu trik khusus agar bisa menggaet generasi muda. Mungkin dengan penambahan wahana atau spot foto di sekitar museum. Apalagi, sekarang kan zamannya medsos [media sosial],” tutur pria yang mengaku berstatus mahasiswa di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya