SOLOPOS.COM - Surabaya Dance Collective membawakan karya teater tari berjudul Endhog Blorog di Teater Arena Taman Budaya Surakarta (TBS), Sabtu (27/9/2014) malam. Pementasan yang menjadi bagian acara tahunan Mimbar Teater Indonesia IV tersebut mengangkat kembali naskah klasik Waiting for Godot karya Samuel Beckett, sebagai tema besar karya yang ditampilkan. (Mahardini Nur Afifah/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Surabaya Dance Collective mementaskan teater tari Endhog Blorog di Teater Arena Taman Budaya Surakarta (TBS) Solo, Sabtu (27/9/2014) malam. Pementasan yang mengadaptasi naskah teater klasik Waiting for Godot karya Samuel Beckett ini menjadi satu dari enam pengisi pergelaran Mimbar Teater Indonesia Jilid IV.

“Kami menghadirkan seksualitas karena isu ini marak di tempat kami berasal. Konflik dari dalam diri PSK itu banyak sekali.”

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di pentas malam itu, seorang perempuan pekerja seks komersial digambarkan beranjak dari sofa merah menyala tempat ia duduk menanti pelanggan. Tangan kirinya memegang sebotol wewangian pengharum tubuh. Dengan cekatan ia menyemprotkan parfum beraroma menusuk hidung itu ke leher, lengan, sampai pinggang.

Dalam satu tekanan jari yang agak lama, ia kembali menyemprotkan wewangian ke sekujur tubuhnya. Aroma wewangian yang menyengat tak ia risaukan. Sepatu hak tinggi, rok mini, dan atasan tanpa lengan melengkapi penampilan pemilik rambut hitam panjang ini.

Pertunjukan berdurasi hampir satu jam tersebut berlanjut menuju klimaks adegan. Dua perempuan penjaja tubuh lain berjalan bersama tiga laki-laki pelanggannya dan duduk di dekat tempat duduk penonton. Saat berjalan mereka menepuk-nepukkan telapak tangannya sebagai simbol persetubuhan.

Sang penjaja layanan seksual yang sudah wangi dengan parfum yang menusuk hidung kemudian kedatangan seorang lelaki bertopeng. Celana ketat membalut tubuh lelaki itu. Sedangkan tubuh bagian atasnya dibiarkan terbuka. Dalam gerakan tari, ia mengangkat perempuan tersebut, mengajaknya berdansa, memeluk erat, hingga akhirnya memberikan topeng yang ia kenakan.

Saat topeng sudah menempel di wajah perempuan tersebut, lelaki yang menjadi pelanggannya memboyongnya ke sofa merah. Tiga lelaki dan dua perempuan sebelumnya beranjak dari tempat mereka duduk dan ikut mengelilingi sofa. Salah seorang perempuan PSK, memberikan kurungan yang menempel di kepalanya kepada PSK lain yang sedang tergolek di sofa.

Tak Pernah Selesai
Pertunjukan teater tari beraliran absurd tersebut berakhir setelah satu jam. Seksualitas menjadi latar keseluruhan cerita. Oleh kelompok asal Surabaya ini Endhog Blorog mereka tafsirkan sebagai perbincangan yang tak pernah selesai.

“Kami menghadirkan seksualitas karena isu ini marak di tempat kami berasal. Konflik dari dalam diri PSK itu banyak sekali. Seperti dalam naskah Waiting For Godot, masing-masing pemeran punya masalahnya sendiri. Telur yang tidak pernah hadir ini menjadi simbol kebingungan,” jelas Deni Tri Aryanti, Asisten Sutradara Endhog Blorog, selepas pementasan.

Pegiat Teater asal Jogja, Genthong Hariono Seloali, menilai karya yang dipentaskan kelompok asal Surabaya ini kurang tepat menafsir karya Beckett. Menurutnya, dibutuhkan kejelian menafsir untuk menggarap naskah teater absurd yang dalam versi aslinya disajikan tanpa konflik itu.

“Saya belum melihat kedekatan karya ini dengan karya Beckett. Naskah yang pernah memenangi nobel sastra ini memang susahnya bukan main karena tidak ada konflik sebagai jantung pertunjukan. Oleh karena itu blocking, positioning, dan dinamika wajib dimainkan,” beber lelaki yang pernah menafsir karya yang sama pada 1984 silam lalu itu.

Selain Surabaya Dance Collective, ajang tahunan kali ini turut menyajikan anasir lain dari Bengkel Mime (Jogja), Sinergi Teater (Makassar), Sena Didi Mime Indonesia (Jakarta), Kelompok Seni Macacarita (Solo), dan Studio Taksu (Solo).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya