SOLOPOS.COM - Muhammad Ilham (Istimewa)

Mimbar mahasiswa kali ini, Selasa (9/2/2016), ditulis Muhammad Ilham. Penulias adalah mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

Solopos.com, SOLO — Isu mengenai pendidikan menjadi wacana yang menarik dan penting untuk selalu diperbincangkan. Kini isu tersebut sejatinya bukan saja menjadi isu eksklusif yang hanya bisa diperbincangkan oleh kaum elite di kancah pendidikan maupun pemerintahan, melainkan telah meluas ke berbagai kalangan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagai kalangan yang mendapatkan akses pendidikan, agaknya mahasiswa tak mau ketinggalan mengambil peran dalam perbincangan isu strategis itu. Beberapa waktu lalu, aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) merampungkan Musyawarah Nasional.

Dalam acara itu, BEM SI menelurkan beberapa keputusan. Salah satunya ialah memberi kepercayaan kepada BEM Universitas Sebelas Maret (UNS) menjadi koordinator isu pendidikan. Pendidikan agaknya lebih sering dimaknai menjadi tiga pokok pemaknaan.

Pertama, pendidikan adalah usaha untuk mencerdaskan dan menjauhkan manusia dari kebodohan. Kedua, pendidikan sebagai cara untuk menghalau dan/atau mengentaskan kemiskinan. Ketiga, pendidikan menjadi dasar yang esensial dalam membangun peradaban dan kemajuan suatu bangsa.

Ketiga makna tersebut kiranya yang menjadi alasan Presiden BEM UNS Doni Wahyu Prabowo dalam esai di Mimbar Mahasiswa  yang dimuat Solopos edisi 26 Januari 2016) menganggap aliansi BEM SI akan menyulitkan mereka dalam pergerakan mengawal isu pendidikan, baik menyangkut internal maupun eksternal kampus.

Kompleksitas masalah yang sedang dihadapi bangsa Indonesia di bidang pendidikan menjadikan BEM UNS tergugah untuk bergerak secara ”independen” dan turut andil mengawal masalah-masalah itu. Setidaknya tercatat ada tujuh isu seputar pendidikan yang akan dikawal oleh BEM UNS dan BEM SI secara intensif.

Salah satunya adalah mengawal isu mengenai beasiswa dan uang kuliah tunggal (UKT)di kampus. Keduanya memang telah menjadi isu sentral yang dekat dengan mahasiswa, kehidupan kampus, bahkan secara nasional masih selalu diperdebatkan.

Tulisan Udji Kayang Aditya Supriyanto di Mimbar Mahasiswa yang dimuat Solopos edisi 2 Februari 2016 berjudul Aktivisme Gie dan Presiden BEM UNS kiranya sangat mendiskreditkan organisasi kemahasiswaan sekelas BEM UNS.

Udji membandingkan pergerakan BEM UNS dengan aktivisme mahasiswa yang pernah dilakukan Soe Hok Gie pada masanya. Ia cenderung menutup mata terhadap isu pendidikan dan gerakan BEM UNS yang sekarang sedang membara dalam mengawal kebijakan beasiswa dan UKT.

Apalagi dengan menyalahkan mereka yang juga anggota organisasi eksternal yang sering meringkas slogan-slogan dan membandingkan Gie pada zamannya. Gie pada zamannya tidak menjadi anggota organisasi eksternal tertentu ketika masih menjadi mahasiswa.

Tentu hal itu akan memberikan dampak buruk bagi eksistensi pergerakan mereka. Melemahkan aktivisme mahasiswa. Saya menduga BEM UNS akan menafsir esai Udji sebagai tulisan yang terlampau tidak berimbang dalam menyampaikan gagasan intelektualnya, bahkan terlalu bernuansa sinis terhadap BEM tanpa memberikan proporsi yang cukup terhadap isu pendidikan yang menjadi agenda mereka.

Sejatinya kurang tepat ketika dengan mudah menyalahkan bahkan menafikan pergerakan mahasiswa yang dilakukan BEM UNS hanya pada tataran organisasi semata. Pada dasarnya suatu kebijakan pendidikan akan selalu bersangkutan dan berpengaruh dalam menentukan arah sistem pendidikan itu sendiri, terlepas dari pengawalan BEM atau sinisme Udji.

Melalui tulisannya tercermin bagaimana Udji memiliki rasa sentimen, anti BEM UNS, yang menganggap mereka tidak layak dalam mengawal isu seputar pendidikan. Udji bisa dicap BEM UNS sebagai mahasiswa yang sentimen dan anti pendidikan. [Baca selanjutnya: Apresiasi]Apresiasi

Sebagai mahasiswa tentu saja kita pantas mengapresiasi hasil musyawarah nasional tersebut karena BEM telah menjadi salah satu penggagas dalam mengupayakan bahkan mengawal kebijakan pendidikan di Indonesia, khususnya kebijakan beasiswa dan UKT supaya berjalan sesuai jalurnya.

Bagaimanapun adanya beasiswa dan sistem UKT merupakan dua komponen yang tak terelakkan dalam sistem pendidikan saat ini, terlebih di era kapitalisme yang semua hal akan dinilai dengan sistem tukar-menukar. Tidak ada alasan untuk tidak mencermati dan mengawal masalah pendidikan secara serius.

Masalah pendidikan adalah masalah kita bersama. Eksistensi BEM di UNS sangatlah penting dan strategis, terlebih bagi mahasiswa yang tak begitu memahami sistem birokrasi kampus. Kita juga mesti bersyukur bahwa masih ada sedikit mahasiswa yang peduli dengan masa depan pendidikan bangsa ini di tengah arus modernitas yang telah menyeret lebih banyak mahasiswa untuk bersikap apatis.

Dalam mengawal isu pendidikan di dalam kampus, misalnya, mereka telah menjadi pegiat isu pendidikan di garis terdepan. Sebagai organisasi yang menampung aspirasi seluruh mahasiswa, mereka sangat layak jika mengambil peran itu. Secara organisasi dan di UNS sendiri, jika bukan BEM yang mengusahakan, lantas siapa lagi?

Jika boleh meminjam istilah Arief Budiman, BEM UNS semestinya menjadi pressure group dalam menjalankan pergerakan mahasiswa. Dalam isu pendidikan, khususnya, mereka harus berperan independen dan aktif dalam mengawal, mengkaji, dan tentu juga bersikap kritis terhadap sistem pendidikan yang diterapkan.

Istilah pressure group bagi organisasi semilitan BEM UNS tentu bukan istilah main-main tanpa makna dalam pergerakan mengawal pendidikan. Dengan memakai slogan ”inisiator perubahan” sebagai tujuan ideologi dan pergerakan mereka, BEM UNS harus benar-benar menjadi pressure group yang pada akhirnya akan menjadi inisiator perubahan dalam bidang pendidikan.

Setidaknya di lingkup kampus UNS sendiri. Tidak bisa tidak! Apakah kuasa politik BEM mampu menjalankan kehendak ini dan benar-benar berpengaruh? Kita masih harus sabar menunggu dan bersiap memberikan dukungan sejauh itu untuk kepentingan kita bersama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya