SOLOPOS.COM - Aprilia Nur Salimah (Istimewa)

Mimbar mahasiswa Solopos edisi Selasa (10/5/2016), ditulis Aprilia Nur Salimah. Penulis adalah mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta.

Solopos.com, SOLO — Pada 25 April 2016 lalu Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Agam Islam Negeri (FUD IAIN) Surakarta mengadakan sarasehan bersama dekan dan ketua jurusan dengan tema Membangun Sinergi antara Mahasiswa dan Birokrasi demi Mencetak Mahasiswa yang Berkompeten dan Profesional.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sarasehan diadakan di Aula Gedung Pascasarjana IAIN Surakarta di tengah hiruk-pikuk mahasiswa lainnya yang kuliah. Ada sekitar 50-an mahasiswa dan beberapa dosen ikut mengapresiasi acara hasil kerja sama Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) di fakultas tersebut.

Acara ini diadakan untuk mendengarkan dan menampung keinginan dan kegalauan mahasiswa agar dapat digarap bersama. Salah satu ungkapan dekan yang menarik pada acara tersebut adalah mahasiswa FUD wajib membawa buku saat ingin bertemu dengan dosen, apabila tidak membawa buku maka dosen berhak menolak bertemu dengan mahasiswa.

Selintas gagasan tersebut menarik, namun ketika ditelaah lebih jauh kita akan menemukan beberapa kejanggalan. Buku hanya dibawa tidak dibaca. Membawa buku hanya ketika ingin bertemu dosen. Hanya mahasiswa yang wajib membawa buku, dosen tidak!

Saya merasa tidak menemukan gagasan cerdas antara buku, mahasiswa, dan dosen dalam konteks tersebut. Buku tidak akan menjadi pengantar obrolan ketika mahasiswa bertemu dosen. Buku hanya dibawa.

Rasanya tidak mungkin mahasiswa bertemu dosen untuk mengobrolkan buku. Paling sering biasanya mahasiwa bertemu dosen hanya untuk urusan admistratif atau konsultasi masalah mata kuliah. Saya kesulitan menemukan adegan mahasiswa dari tempat indekos ke kampus dan ingin bertemu dosen untuk mengobrolkan buku, berbekal berbagai buku.

Salah satu cerita pendek dalam buku Potret Manusia, Kumpulan Cerpen (1983) karya M. Fudoli Zaini menceritakan mahasiswa hanya menggunakan sebagian kecil waktu mereka untuk membaca buku namun berambisi cepat lulus.

Di buku itu digambarkan seorang dosen yang selalu membawa beberapa buku dalam tas kopernya dan menceritakan isi buku itu kepada mahasiswa serta mengajak mahasiswa untuk membeli buku tersebut.

Realitas sekarang kebanyakan dosen hanya berbekal laptop yang di dalamnya terdapat materi perkuliahan dan sebuah proyektor yang siap menayangkannya. Penyampaian materi kuliah sering kali diselingi dengan humor yang terkadang membuang-buang waktu dan membuat mahasiswa kehilangan informasi. [Baca selanjutnya: Kegelian dan tawa]

Kegelian dan tawa yang memecah telinga lebih dipilih dibanding dengan buku di tangan. Kebiasaan yang demikian terjadi bertahun-tahun dan tidak berubah. Sering mahasiswa hanya datang mendengarkan ceramah dosen, mengisi daftar presensi, lalu pulang.

Tanpa disadari hal itu menyempitkan apa arti buku yang sebenarnya. Buku hanya masuk dalam kelas dan wajib dibawa demi sebuah peraturan. Kesadaran dan ijtihad berbuku mahasiswa tidak memiliki keutamaan bagi sebagian dosen.

Mengerjakan tuntutan memang menjadi yang paling utama bagi seorang mahasiswa meskipun tanpa berbekal buku. Pada Maret 2016, program riset Most Literate Nations in the Word merilis peringkat budaya literer negara-negara di dunia ini.

Dalam pemeringkatan tersebut, Indonesia berada di urutan ke-60 dari 61 negara. Untuk mengoreksi hal ini, di dunia perguruan tinggi, perlu dibudayakan menggunakan buku bukan hanya dalam kepentingan akademis namun juga berbuku di sembarang tempat.

Membaca buku menjadi hal yang dianggap remeh oleh kebanyakan mahasiswa. Membaca buku tak sepenting makan, minum, atau tidur. Membaca buku bukan lagi sebagai perwujudan kemanusiaan.

Memiliki kesempatan bergulat dengan pikiran orang atau bahkan para ahli merupakan hal yang mesti dihadapi pembaca buku. Berbuku semestinya tidak sekadar membawa buku dan meletakkannya di dalam tas.

Buku seharusnya menjadi alat pemenuhan kebutuhan ragawi mahasiswa: budaya akademis, yang dipercaya ampuh mengobati kegalauan dan kekhawatiran. Kesempatan membeli buku juga kadang tidak dipedulikan mahasiswa.

Jamaknya mahasiswa hanya menggunakan buku sebagai pelengkap menyelesaikan tugas dari dosen, mereka beri bumbu sedikit, kemudian tidak dibaca. Dalam buku Membacalah Agar Dirimu Mulia, Pesan dari Langit (2008) karya Hernowo ada penjelasan kita membaca buku untuk mencari tahu tentang diri kita sendiri. Tentang apa yang dilakukan, dipikirkan, dan dirasakan oleh orang-orang lain, entah mereka nyata atau hanya imajiner.

Melibatkan buku dalam diri mahasiswa tak seharusnya hanya dilakukan dalam seminar atau saat bertatap muka dengan dosen. Bila cara demikian yang dikedepankan tentu motivasi berbuku akan hilang seiring pengaruh keadaan di luar diri.

Kesulitan mencari buku sering mematahkan semangat mahasiswa membaca buku dan ditambah dengan batasan membaca buku di perpustakaan. Keadaan inilah yang kemudian menimbulkan pesimisme mahasiswa terhadap buku.

Keterlibatan dengan buku menjadi tantangan bagi mahasiswa yang tentunya sadar akan informasi atau ilmu yang  belum dimiliki. Buku bukanlah kerinduan yang harus diobati dengan mencari dan mempersembahkannya kepada orang lain.

Kemauan mengakses informasi dari media massa juga sering kalah dengan keengganan mahasiswa membaca. Ketegasan diri untuk lekat dengan buku memang tidak bisa dengan sendirinya tumbuh dalam diri seseorang.

Butuh perenungan yang panjang hingga raga dan jiwa menyetujui buku sebagai teman hidup. Melekat dengan buku merupakan proses. Berbuku bukanlah mimpi manusia di tengah kegandrungan terhadap teknologi tapi ramuan terbaik untuk menyadarkan diri pada keluasan ilmu alam yang telah dianugrahkan Tuhan kepada manusia. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya