SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p lang="zxx"><strong>Solopos.com, </strong><strong>RAKHINE</strong><strong> &ndash;</strong> Militan Rohingya dilaporkan membantai penduduk beragama Hindu di Rakhine, Myanmar, pada pemberontakan 2017 lalu. Laporan yang dirilis Amnesti Internasional itu menyebut pembantaian terjadi pada 25 Agustus 2017. Hari itu merupakan waktu yang sama saat gerilyawan Rohingya menyerang pos polisi di perbatasan yang menjadi awal krisis Rohingya di Rakhine, Myanmar.</p><p lang="zxx">Dalam laporan Amnesti Internasional sebagaimana dirilis <em>BBC, </em>Rabu (23/5/2018), kelompok militan yang menamakan diri sebagai Tentara Pembebasan <a href="http://news.solopos.com/read/20180522/497/917752/kunjungi-pengungsi-rohingya-priyanka-chopra-masa-depan-anak-anak-dipertaruhkan">Rohingya</a> Arakan (Arsa), disebut telah membunuh sekitar 99 warga Hindu. Namun, anggota Arsa membantah terlibat dalam pembantaian itu.</p><p lang="zxx">Amnesti Internasional telah melakukan investigasi dengan mewawancarai sejumlah pengungsi Rohingya di Bangladesh. Hasil investigasi itu menyebutkan bahwa pembunuhan massal dilakukan di desa-desa bagian utara Muangdaw, bersamaan dengan serangan terhadap pos polisi di perbatasan Myanmar.</p><p lang="zxx">Laporan investigasi itu menjelaskan serangan yang dilakukan Arsa kepada penduduk Desa Ah Nauk dan Kha Maung Seik yang mayoritas beragama Hindu. "Dalam aksi brutal itu, anggota Arsa menahan sejumlah penduduk beragama Hindu. Mereka kemudian melakukan pembantaian di luar desa," demikian penjelasan singkat pada laporan tersebut.</p><p lang="zxx">Seorang perempuan yang mengaku sebagai korban kekejaman tentara Arsa mengklaim pembantaian itu sangat tidak manusiawi. "Mereka membantai para pria sedangkan kami diminta menutup mata. Mereka membawa pisau, sekop, dan linggis. Kami bersembunyi di semak-sema dan hanya bisa melihat pembantaian itu. Ayah, kakak, paman, semua orang yang saya cintai dibantai," kata wanita yang disembunyikan identitasnya itu.</p><p lang="zxx">Militer <a href="http://news.solopos.com/read/20180416/497/910689/pengungsian-warga-rohingya-di-india-terbakar">Myanmar</a> menanggapi serangan tersebut dengan melakukan pembantaian besar-besaran. Pembantaian yang dilakukan militer Myanmar terhadap warga Rohingya dikecam oleh warga dunia. Bahkan, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), menyebut tindakan ini sebagai bentuk dari upaya pembersihan etnis. Akibatnya, sekitar 700.000 warga Rohingya terpaksa melarikan diri ke negara tetangga, salah satunya Bangladesh.</p><p>Sampai saat ini, warga <a href="http://news.solopos.com/read/20180411/497/909765/bunuh-10-warga-rohingya-7-tentara-myanmar-dibui-10-tahun-">Rohingya</a> masih bertahan di tempat pengungsian Cox’s Bazar, Kutupalong, Bangladesh. Mereka hidup dalam kesulitan akibat krisis Rakhine yang meledak 25 Agustus 2017 lalu.</p><p>&nbsp;</p>

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya