SOLOPOS.COM - Pengungsi Rohingya meninggalkan tempat penampungan darurat di Cox's Bazar Bangladesh yang dilanda banjir saat hujan lebat, Selasa (19/9/2017). (JIBI/Solopos/Reuters/Mohammad Ponir Hossain)

Massa militan Myanmar menghalangi jalur kapal pengangkut bantuan untuk etnis Rohingya dan melempari dengan bom molotov.

Solopos.com, JAKARTA — Massa militan Myanmar dilaporkan berusaha menutup jalur bantuan logistik dan makanan dari Komisi Palang Merah Internasional (ICRC) untuk etnis Rohingya. Selain itu mereka juga melempari pengangkut bantuan itu dengan bom molotov.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

Mereka dilaporkan berkumpul di Dermaga Sttwe, ibu kota Rakhine, tempat para pekerja sosial memasukkan bantuan ke kapal. Pemerintah Myanmar menyebut massa berubah agresif dan melemparkan bom molotov ke arah bantuan sebagaimana dikutip Bbc.com, Kamis (21/9/2017).

Semantara itu, di New York, Wakil Presiden Myanmar, Henry Van Thio, mengklaim pemerintahannya sangat khawatir terhadap eksodus warga Muslim Rohingya dari Rakhine ke Bangladesh. Van Thio mengaku sedang menyelidiki masalah yang dianggapnya berdampak besar itu.

Namun, dia berulang kali berdalih bahwa pemerintah Myanmar masih belum mengetahui secara pasti apa alasan eksodus itu. Dia juga beralasan masih banyak umat Muslim dalam jumlah yang sangat besar yang tetap berada di Myanmar.

Pemimpin De facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, juga menjadi pembicaraan hangat seusai berpidato di Burma. Suu Kyi dikritik karena pidatonya pada Selasa (19/9/2017) lalu tidak membahas kekerasan yang dilakukan tentaranya terhadap etnis Rohingya di Rakhine.

Suu Kyi mengatakan lebih dari separuh warga Muslim Rakhine – mereka tidak menggunakan istilah Rohingya – tetap tinggal di negara itu. Dia pun mengklaim sejak 5 September lalu tidak ada lagi aksi kekerasan terhadap desa-desa Rohingya di Myanmar.

Wapres Myanmar ini juga menceritakan bahwa tidak hanya warga Muslim saja yang meninggalkan Rakhine, tetapi juga etnis minoritas lainnya.
Dia menyebut tentara sudah diminta untuk benar-benar berhati-hati dalam bertindak untuk menghindari kerusakan dan korban masyarakat sipil. Bantuan yang mulai masuk juga disebutnya akan didistribusikan tanpa diskriminasi.

Pada Rabu (20/9/2017), Wapres Amerika Serikat, Mike Pence, pada sidang Dewan Keamanan PBB menuduh militer Myanmar telah berlaku sangat kasar kepada warga Rohingya. Pernyataan itu adalah pernyataan terkeras Amerika terkait isu Rohingya.

Pence menyebut kekerasan akan menjadi benih kebencian yang akan meluluh-lantaakkan Myanmar dan generasi-generasi berikutnya selain menjadi ancaman bagi kawasan dan bagi perdamaian dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya