SOLOPOS.COM - RS PKU Muhammadiyah Surakarta di Kota Solo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Puncak perayaan milad Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Solo diperingati dengan pengajian bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir secara hybrid, Sabtu (12/4/2021). Kajian umum tersebut sekaligus dalam rangka memperingati milad organisasi Muhammadiyah ke-109.

Haedar menilai milad sebagai rangkaian refleksi dan tasyakur atas nikmat dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Perayaan Milad sekaligus menjadi ikhtiar agar tetap sabar, tawakal, dan optimistis menghadapi kehidupan. Termasuk pandemi Covi-19, dan masalah lain sebagai dinamika hidup.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Haedar juga mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya karena RS PKU Muhammadiyah Solo karena telah 94 tahun melakukan banyak hal untuk kemanusiaan. RS PKU Muhammadiyah Solo berhasil menjunjung nilai kehidupan. Keberhasilan hari ini tentunya tidak akan terjadi tanpa izin Allah SWT.

“Maka pesan saya pertama, yang menyangkut peningkatan kualitas, serta peningkatan kapasitas. Kita berharap RS ini bisa bertumbuh dengan memanfaatkan jaringan dan sinergi bersama. Di Indonesia ada 117 rumah sakit, dan ratusan balai kesehatan Muhammadiyah. Semuanya harus didukung untuk maju bersama,” harap Haedar.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: BI Solo Dorong Sosialisasi Digitalisasi Harus Jalan Terus

Selain itu, para civitas RS PKU Muhammadiyah Solo juga harus selalu nyaman dan gembira. Jangan lupa untuk optimistis dalam mengemban amanah sebagai tenaga kesehatan. Dorongan semangat tersebut dirangkum dalam tema utama yakni Optimistis Hadapi Covid dan Sebar Nilai Utama.

Lebih lanjut, Haedar, kemudian menjelaskan delapan nilai utama yang bisa diterapkan oleh para civitas RS PKU Muhammadiyah Solo dalam pelayanan kesehatan ke depan. Nilai tersebut yakni ketauhidan untuk kemanusiaan, pemuliaan manusia, persaudaraan dan kebersamaan, serta kasih sayang.

Ihwal nilai kasih sayang, Islam, mengajarkan soal tarahum atau welas asih kepada sesama. Haedar kemudian mengutip tokoh Boedi Oetomo yang juga perintis Klinik PKU Muhammadiyah Surabaya tahun 1924, Dokter Soetomo.

Dokter Soetomo menilai welas asih berbeda dengan pandangan tentang perjuangan manusia dalam seleksi alam ala Charles Darwin. Charles menegaskan bahwa hanya organisme unggul yang akan mampu bertahan dalam perjuangan hidup.

Baca Juga: ANBK SD 2021 di Solo Kelar, Begini Evaluasi dari Proktor

Diakui Level Nasional

Sementara, ajaran welas asih berdasarkan Quran Surat (QS) Al-Ma‘un justru mendasarkan perjuangan hidup secara bersama sehingga yang kuat mau berbagi dengan yang lemah, bukan sebaliknya.

“Al-Ma’un [QS AL Ma’un] memiliki kiat membela yang lemah. Bagaimana orang sakit harus diperlakukan dengan welas asih. Mengingat, ketangguhan rohani ini penting untuk mendukung kesehatan jasmani,” tambah Haedar.

Haedar kemudian menyebut nilai selanjutnya yakni soal kesungguhan berusaha, keilmuan atau ilmiah, dan nilai kemajuan. Kedelapan nilai tersebut juga pernah disampaikan dalam pidato milad Muhammadiyah beberapa waktu lalu.

“Spirit kemajuan lahir dari Islam. Makanya disebut Islam berkemajuan. Islam yang menggerakkan prestasi dan terus bekerja keras. Semuanya enggak boleh lepas dari tauhid, ketakwaan, dan kesalehan,” terang Haedar.

Baca Juga: Kongres ke-41 di Solo, Syarikat Islam Didorong Fokus Ekonomi Halal

Sebelumnya, Direktur PKU Muhammadiyah Solo, Mardiatmo, dalam sambutannya mengatakan bahwa pandemi Covid-19 masih berlangsung. Oleh sebab itu, dirinya meminta semua civitas RS PKU Muhammadiyah Solo untuk selalu meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.

Selanjutnya, ia juga menyampaikan terimakasih kepada para dokter dan civitas RS PKU Muhammadiyah Solo lainnya yang telah berusaha maksimal saat pandemi. Keterlibatan mereka selaras dengan penghargaan Presiden Republik Indonesia kepada Muhammadiyah atas keterlibatannya pada penanganann Covid-19 dua tahun terakhir. Muhammadiyah menjadi garda terdepan dalam menanggulangi pandemi.

Kerja keras mereka selama ini bahkan diklaim membuat RS PKU Muhammadiyah Solo diakui hingga level nasional. “Ini [pengakuan], adalah manifestasi kekompakan kerja keras dari masing-masing pimpinan, dulu sampe sekarang yang telah pasang surut hingga akhirnya bisa mengembangkan program.Kita berharap rumah sakit ini akan tetap berkembang dan berpegang pada QS Al Maun yang dijadikan semangat PKU untuk menjadi rumah sakit yang bisa dibanggakan,” terangnya.

Selain pengajian, acara siang itu juga dimeriahkan dengan pemberian bingkisan bagi karyawan dengan masa kerja terlama yakni 25 tahun, serta doorprize sepeda. Sebelumnya, serangkaian Milad RS PKU Muhammadiyah Solo ke-94 dimeriahkan dengan lomba vlog, diskusi kesehatan lewat seminar dan podcast, pembagian alat makan, serta pembagian payung bagi pasien rawat inap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya