Solopos.com, WONOGIRI — Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) Wonogiri tak setuju dengan rencana pemerintah menghapus minyak goreng (migor) curah. Menurut mereka, sulit menentukan kadar higienis atau tidaknya migor curah yang biasa didistribusikan ke pengecer di pasar.
Ketua DPD APPSI Wonogiri, Utomo Honru Suryanto, mengatakan distributorlah yang semestinya memastikan kadar higienis migor curah. Sebab, pedagang di pasar hanya menerima dan mengecerkannya ke pembeli.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Penghapusan migor curah bakal berimbas ke para pengecer di pasar yang kesulitan dan harus memutar otak berjualan di bidang lain,” katanya, kepada Solopos.com, Senin (13/6/2022).
Salah seorang pedagang migor curah di Pasar Kota Wonogiri, Sakiman, mengaku telah menekuni usahanya sejak puluhan tahun. Hingga kini, pelanggan migor curah di tempatnya berjumlah ratusan orang.
“Kebanyakan yang membeli itu dari kalangan pedagang juga, seperti pedagang gorengan atau pengusaha warung makan,” kata Sakiman.
Baca Juga: 140.229 KPM di Wonogiri Bakal Peroleh BLT Minyak Goreng, Kapan?
Sakiman mengaku pasrah dengan rencana penghapusan migor curah. Hasil penjualan migor curah digunakan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Belum ada rencana apapun. Tak ada yang dapat dilakukan selain pasrah,” katanya.
Dilansir dari Bisnis.com, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan, menyatakan pemerintah bakal menghapus migor curah dan secara bertahap akan diganti dengan minyak goreng edisi kemasan secara bertahap.
Baca Juga: Tak Ada Antrean Minyak Goreng Curah di Pasar Wonogiri, Stok Aman?
Wacana penghapusan tersebut dikarenakan migor curah dinilai kurang higienis. Pemerintah sedang mendorong langkah penghapusan melalui para pengusaha.