Solopos.com, WASHINGTON -- Perusahaan induk TikTok ByteDance dikabarkan setuju untuk memecah operasional di Amerika Serikat. Pernyataan ini muncul setelah Presiden Donald Trump mengancam akan memblokir media sosial tersebut.
Tegas, Presiden AS Donald Trump Segera Larang TikTok?
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Dilansir Reuters, Minggu (2/8/2020), ByteDance semula ingin mempertahankan kepemilikan saham minoritas di bisnis TikTok AS. Namun hal ini ditolak Gedung Putih.
Proposal terbaru menunjukkan ByteDance akan keluar sepenuhnya. Microsoft akan masuk untuk mengambil alih TikTok di AS, menurut sumber yang dirahasiakan identitasnya.
Beberapa investor ByteDance di AS akan diberi kesempatan untuk mengambil saham minoritas. Sekitar 70 persen investor asing ByteDance berasal dari AS.
Gak Cuma Buat Lucu-Lucuan, Ini 5 Tips Jitu Manfaatkan Tiktok untuk Promosi Bisnis
Presiden Trump pada Jumat (31/7/2020) waktu setempat menyatakan akan memblokir TikTok pada Sabtu. "Bukan kesepakatan yang pernah kalian dengar, bahwa mereka akan jual dan beli. Kita bukan negara M&A [merger dan akuisisi]," kata Trump kepada wartawan di dalam pesawat Air Force One.
Gedung Putih dalam keterangan tertulis tidak menjelaskan apakah Trump akan menerima konsesi ByteDance. "Pemerintah punya kekhawatiran serius terhadap TikTok mengenai keamanan nasional. Kami terus mengevaluasi kebijakan," kata Gedung Putih.
ByteDance Ogah Berkomentar
ByteDance di Beijing tidak berkomentar, namun, perwakilan mereka di AS mengeluarkan pernyataan yang disiarkan di aplikasi tersebut. "Kami di sini untuk jangka panjang. Terus bagikan suara kalian di sini dan bela TikTok," kata manajer umum TikTok AS, Vanessa Pappas.
Tiktok Goyang Tarakdung Viral, Almira Dapat Penghargaan
Melalui kesepakatan baru, Microsoft akan bertugas melindungi data pengguna TikTok di AS. Kesempatan juga terbuka bagi perusahaan selain Microsoft untuk mengambil alih TikTok. Microsoft tidak berkomentar atas isu ini.
ByteDance menerima proposal dari beberapa investor, termasuk Sequoia dan General Atlantic, untuk mentransfer kepemilikan mayoritas TikTok kepada mereka. Dalam proposal tersebut, disebutkan TikTok bernilai 50 miliar dolar.
ByteDance mengakuisisi aplikasi video dari Shanghai, Musical.ly pada 2017, setahun kemudian mereka meluncurkan TikTok.
Peneliti Sebut Tak Ada Malware Mencurigakan di Aplikasi Tiktok
ByteDance tidak meminta persetujuan akuisisi dari Komite Investasi Asing Amerika Serikat (CFIUS), yang meninjau kesepakatan akan berdampak pada keamanan nasional. CFIUS menyelidiki TikTok tahun lalu.