SOLOPOS.COM - Warung mi seblak Teh Nita di Genengan, Desa Tambongwetan, Kecamatan Kalikotes, Klaten, Rabu (20/10/2021). (Istimewa) 

Solopos.com, KLATENMi seblak bikinan Teh Nita ini merupakan pioner warung mi seblak di Klaten. Mi seblak bikinan Teh Nita dinilai sangat kuat dengan citarasa ala Jawa Barat (Jabar), yakni kuat dengan resep kencurnya.

Teh Nita alias Nita Rosita, 26, mengawali usahanya membikim warung mi seblak di dekat GOR Gelarsena Klaten sejak 2016. Waktu itu, di sepanjang Jl. Solo-Jogja belum ada satu pun ditemui warung mi seblak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Teh Nita yang pernah ikut orang berjualan mi seblak di Cirebon, Jabar, memberanikan diri membuka usaha kuliner di dekat GOR Klaten. Mi seblak bikinan Teh Nita dinilai lain daripada yang lain. Bahan utama mi seblak, di antaranya mi, telur, daun bawang, dan lainnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Boyolali Genjot Vaksinasi Pelajar, Berharap PTM Digelar Penuh

Selain sebagai mi seblak kali pertama di Klaten, resep kencurnya masih terasa dalam mi seblak bikinan Teh Nita. Cabai yang dimasukkan ke dalam mi seblak juga cabai asli (bukan cabai bubuk) sehingga rasa pedasnya lumayan terasa.

“Di dekat GOR Gelarsena Klaten itu selama tiga tahun. Lalu saya pindah ke Griya Prima Klaten. Munculnya pandemi Covid-19 mengakibatkan sering lockdown. Akhirnya, saya pindah ke Genengan, Desa Tambongwetan, Kecamatan Kalikotes sejak empat bulan terakhir,” kata Nita Rosita, 26, saat ditemui Solopos.com, di warung mi seblaknya di Kalikotes, Rabu (20/10/2021).

Nita Rosita mengatakan mi seblak mulai populer di Klaten pada 2018. Memasuki tahun tersebut, banyak pelaku usaha kuliner yang membuka warung mi seblak di Kabupaten Bersinar.

Baca Juga: DLH Boyolali Dorong Penanganan Sampah Rampung di RT

Meski usaha kuliner mi seblak telah menjamur di Klaten, mi seblak bikinan Teh Nita tetap diburu para pencinta mi seblak. Dalam sehari, Teh Nita bisa menjual mi seblak hingga 40 porsi (sebelum masa pandemi Covid-19).

Harga per porsi mi seblak beragam, yakni mulai Rp12.000-Rp17.000. “Di masa pandemi Covid-19 seperti ini, penjualan mi seblak menurun. Dalam sehari, biasanya 30-an porsi. Banyak pelanggan saya bilang, mi seblak bikinan saya rasa kencurnya masih kuat. Ada juga pembeli dari Bogor pernah bilang, mi seblak bikinan saya rasanya benar-benar Jawa Barat,” katanya.

Selain mi seblak, Teh Nita mengaku juga menjual kuliner lainnya. Hal itu seperti cireng isi ayam pedas, rujak cireng, dan lainnya. “Saya buka usaha ini bersama suami,” kata Teh Nita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya