Ah-tenane
Senin, 6 Februari 2012 - 12:59 WIB

Mi gelap

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Beberapa waktu lalu ketika turun hujan kali pertama di Kota Solo dan terjadi mati lampu alias oglangan di daerah Serengan, Lady Cempluk dan adiknya, Gendhuk Nicole, membeli empat paket mi ayam di dekat Pasar Gede. Setiba di rumah, karena hujan lebat dan mati lampu, Gendhuk Nicole sang ibu dan adiknya belum mau makan mi tersebut. Lain halnya, Lady Cempluk yang sudah tidak sabar, ia langsung mengambil satu porsi dan dituang di mangkok beserta kuah, sambal, saos dan acarnya.
Tapi alangkah kagetnya Cempluk, setelah menyantap, ternyata rasa mi kuah itu tidak seperti biasanya, kali ini manis seperti teh.
“Kok mi-nya rasanya aneh ya, kuahnya manis kaya teh?” kata Cempluk.
“Kalau mi paket kan dapat teh botol sekalian. Jangan-jangan yang dituang bukan kuah tapi keliru tehnya?” Gendhuk curiga.
“Kalau dimakan di sana memang dapat teh botol, tapi kalau dibawa pulang tidak termasuk tehnya,” jawab Cempluk dengan jurus ngeyel-nya.
Setelah eyel-eyelan, ndilalah lampu menyala mak byar. Dan benar saja, yang dituang Cempluk di mi tadi bukan kuah mi ayam tapi teh yang sama-sama dibungkus plastik. Melihat wujud mi di depannya yang nggilani itu akhirnya Cempluk tidak jadi makan.
“Makanya mbok ya sabar sebentar, kalau mau makan ya jangan petengan,” kata ibunya sambil ngguyu kemekelen.
Merasa belum puas, esoknya Cempluk mencari informasi. Ternyata sekarang paket hemat mi ayam memang sudah diubah, mau dibawa pulang atau makan di tempat sama-sama dapat teh botol.

Desi Muliani, Jl Bima II No 3, Japanan RT 001/RW 002, Serengan, Solo 57155

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif