SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa/www.stuff.co.nz)

Mesum di Karanganyar dilakukan di tempat gelap, salah satunya di Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) Cangakan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) Cangakan di Kelurahan Cangakan, Karanganyar, kerap menjadi tempat mesum anak muda pada malam hari lantaran minim penerangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perilaku tersebut bisa leluasa dilakukan anak-anak muda lantaran letak Pujasera Cangakan yang terpisah dari pemukiman penduduk. Pujasera Cangakan dibangun pada 2014 dan 2015.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop dan UMKM) Karanganyar, Larmanto, saat ditemui Solopos.com, Kamis (22/10/2015), mengaku sudah mendapat laporan tersebut. Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Karanganyar untuk memantau Pujasera Cangakan.

Menurutnya, jangan sampai Pujasera digunakan untuk tempat mesum. “Sebenarnya sudah ada petugas yang berkeliling setiap malam untuk memantau lingkungan Pujasera Cangakan. Tapi kalau masih ada perilaku menyimpang, ya akan kami perketat pemantauannya,” kata dia.

Lebih jauh Larmanto mengakui aktivitas jual beli di Pujasera Cangakan belum sesuai harapan. Dari 14 pedagang yang menempati kios, baru tiga pedagang yang sudah aktif berjualan tiap hari. Dia mengaku sudah memanggil para pedagang Pujasera Cangakan untuk membahas permasalahan yang dihadapi. Mereka akan dikumpulkan di Kantor Disperindagkop dan UMKM Jumat (23/10/2015).

“Mereka sudah kami panggil untuk membahas problematika dan masa depan Pujasera ke depan. Mereka akan kami minta untuk berkomitmen kembali menempati kios,” tutur dia.

Bagi pedagang yang tidak sanggup lagi berjualan dengan berbagai alasan, menurut Larmanto, akan digantikan pedagang lain. Dia mengklaim masih banyak pedagang yang waiting list menempati pujasera. “Kalau masih berkomitmen di Pujasera ya kami beri kesempatan. Tapi akan kami monitor ketat. Bila ternyata tidak sesuai komitmen, tidak beroperasi, akan langsung kami putus haknya,” imbuh dia.

Larmanto menjelaskan pembangunan Pujasera Cangakan merupakan bagian upaya Pemkab menata pedagang kaki lima (PKL). Pemkab juga telah membangun Pujasera Popongan. Tapi berdasarkan pantauan Solopos.com, dua pujasera tersebut belum berjalan sesuai perencanaan. Maksudnya, baru sebagian kecil pedagang kios yang sudah rutin berjualan di pujasera.

Parahnya, pada malam hari, kaum muda sering memanfaatkan lingkungan pujasera yang gelap untuk berpacaran. Mereka memarkir kendaraan dengan posisi menghalangi pandangan orang yang lewat sehingga perilaku mesum mereka tidak mudah dilihat orang lain. Perilaku tersebut bisa leluasa mereka lakukan lantan letak pujasera yang terpisah dari pemukiman penduduk dan jalan besar.

Pasangan muda-mudi mulai berdatangan ke Pujasera Cangakan saat matahari sudah mulai tenggelam. Kepala Satpol PP Karanganyar, Kurniadi Maulato, mengaku mendapat laporan masyarakat ihwal perilaku mesum muda-mudi di Pujasera Cangakan.

Dia mengapresiasi kesadaran masyarakat untuk melaporkan perilaku menyimpang kepada Satpol PP. “Kami berterima kasih sekali masih banyak masyarakat yang sadar untuk melaporkan bila ada hal yang tidak benar. Kami sudah tindaklanjuti dengan patroli,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya