SOLOPOS.COM - (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Suara musik dangdut koplo terdengar nyaring. Sekumpulan perempuan menggerakan tubuh, kaki, dan tangannya, mengikuti irama musik itu yang dipandu seorang instruktur senam. Mereka bersemangat untuk berolahraga.

Puluhan ibu itu memadati jalan yang masih berupa tanah. Sejumlah pengunjung lainnya kesulitan untuk lewat karena terhadap banyaknya ibu yang senam. Sejumlah warga nekat menerobos barisan ibu yang senam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka harus menghindar dari gerakan tangan para perempuan. Warga sekitar berjualan di kanan dan kiri jalan. Hampir setiap lapak pedagang dipeduhi pengunjung. Kebanyakan pengunjung dari lingkungan sekitar Desa Gebang, Masaran, Sragen.

Baca Juga: Resmi Dibuka, Gua Mangkubumi di Sragen Langsung Diserbu Pengunjung

Ada yang berjalan kaki, bersepeda angin sambil gowes, menaiki motor, dan ada pula yang dari jauh menaiki mobil. Mereka sengaja datang ke Dukuh Gebang Kota itu lantaran penasaran dengan Gua Mangkubumi yang baru dibuka untuk wisata sejarah, Minggu (24/10/2021).

Mereka ingin memastikan gua yang berada di antara akar pohon beringin yang berumur ratusan tahun. Akar-akar itu menjulur dari permukaan bukit ke bawah.

Selain gua, ada juga wahana air. Cukup dengan membayar Rp10.000, warga bisa menikmati perahu motor milik nelayan ikan dari Waduk Kedung Ombo (WKO). Setiap warga yang menaiki perahu dilengkapi dengan sarana safety berupa pelampung.

Baca Juga: Ada Penunggu Berpakaian Hitam dan 3 Tokek Unik di Gua Mangkubumi Sragen

Warga bisa menikmati lingkungan sungai yang masih alami sepanjang 100 meter. Ada pula sarana bermain anak, seperti kemidi putar, pancing bola, mandi bola, dan seterusnya.

Ada dua buah gua yang dikenal dengan sebutan Gua Lanang (laki-laki) dan Gua Wedok (perempuan). Gua lanang itu terbagi menjadi tiga ruangan kecil dengan ukuran yang berbeda dengan membentuk leter L.

Ruang paling timur panjangnya 150 cm, lebarnya 66 cm, dan tinggi 82 cm. Ruang tengah berukuran panjang 208 cm, lebar 92 cm, dan tinggi 129 cm. Lalu ruang paling barat berukuran panjang 48 cm, lebar dan tinggi sama 56 cm dengan undakan 20 cm.

Baca Juga: Di Gua Mangkubumi Masaran Sragen, Ada Batu yang Tak Bisa Dipindahkan

Untuk memasuki Gua Lanang ini harus melewati pintu dengan ukuran lebar 43 cm dan tinggi 72 cm dengan tinggi undakan 15 cm. Sementara untuk Gua Wedok berbentuk seperti setengah lingkaran dengan lebar 112 cm dan tingginya 116 cm.

Gua itu dipagari bambu tetapi pengunjung masih bisa melewati pagar bambu itu dengan cukup membayar infak seikhlasnya. Ada petugas jaga yang mengawasi pengunjung karena untuk sementara tidak boleh masuk gua.

Sutini, 48, warga Banaran, Kedungwaduk, Karangmalang, Sragen, dan rombongan yang terdiri lebih dari 10 orang data hampir bersamaan dengan warga lain yang sudah berkerumun di mulut gua. Mereka berfoto bersama dengan latar belakang mulut gua. Ada pula yang foto sendirian di mulut gua.

Baca Juga: Warga 2 RT Sulap Gua Mangkubumi Sragen Jadi Objek Wisata Sejarah

“Kami tidak berani masuk gua. Meskipun rumah saya terhitung dekat tetapi seumur-umur belum pernah memasuki gua itu. Kami tidak berani masuk karena sejak dulu dianggap keramat. Sebelum dibuka tidak ada yang berani ke gua ini. Warga hanya datang ke gua saat ada tradisi bersih desa atau jembulan,” kata Suni yang tinggal d Dukuh Banaran, Desa Kedungwaduk, Karangmalang, Sragen, Minggu (24/10/2021).

Pengunjung Gua Mangkubumi lainnya, Sri Lestari, 47, mengungkapkan tradisi bersih desa itu hingga sekarang tidak ada. Setelah gua ini dibuka untuk umum, kata dia, tradisi itu bakal dihidupkan kembali. Sri juga tak berani memasuki gua. Banyak warga yang dekat dengan gua itu tidak berani masuk gua. “Tidak berani masuk, tadi hanya foto-foto di depan mulut gua,” katanya.

Warga asal Ringin Anom, Sragen Kulon, Sragen, Muharom, 46, datang bersama delapan orang temannya dengan menaiki sepeda angin. Mereka gowes bersama mendatangi gua karena penasaran. “Gua ini unik. Saya dapat info ada gua itu dari teman dari mulut ke mulut. Sebenarnya penasaran tetapi tidak boleh masuk gua,” jelasnya.

Baca Juga: Gua Kuno di Bawah Akar Beringin di Sragen Menyimpan Kisah Pangeran Mangkubumi

Seorang penjaga gua dari penyelenggaraan wisata sejarah Dukuh Gebang Kota, Desa Gebang, Masaran, Sragen, Giyono, 55, menyampaikan pengunjung untuk sementara tidak boleh masuk gua. Dia mengatakan keputusan warga untuk momentum pembukaan itu warga pengunjung tidak boleh masuk gua dulu.

“Nanti setelah resmi dibuka, saya tidak tahu keputusan warga. Pembukaan Gua Mangkubumi ini merupakan inisiatif warga. Kalau warga lingkungan Gebang Kota tak ada yang mengkramatkan gua ini karena keyakinan agamanya cukup kuat. Sebenarnya banyak warga yang ingin memasuki gua tetapi kami larang dulu,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya