SOLOPOS.COM - Sugino, 61, sukarelawan Ganefo Rescue Tangen, Sragen, membawa kardus bertulisakn Ganefo Penggalangan Dana Kemanusiaan saat penggalangan dana sosial di SPBU Tangen, Sragen, Senin (5/12/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Menjadi sukarelawan kemanusiaan merupakan panggilan hati bagi Sugino. Makanya, meski usianya sudah kepala enam, yakni 61 tahun, warga RT 003, Dukuh Gabus Kulon, Desa Gabus, Kecamatan Ngrampal, Sragen, ini masih aktif jadi sukarelawan.

Ia memulai menggeluti dunia kesukarelawanan sejak 1991, tepatnya saat Sugino bergabung dengan organisasi Radio Amatir Penduduk Indonesia (RAPI) hingga kini. Dua tahun terakhir, ia bergabung di sukarelawan Ganefo Rescue Tangen, Sragen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada Senin (5/12/2022) pukul 07.00 WIB, Sugino sudah siap menggalang dana di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tangen, Sragen. SPBU itu yang terbesar di Tangen sehingga ramai pembeli.

Di antara sukarelawan lain di Ganefo Rescue, Sugino yang paling tua. “Ya ben tuwa, pokoke melu giat [ya biarin tua, yang penting ikut kegiatan]  semangat,” ujar pria empat anak i=itu saat berbincang dengan Solopos.com, Senin.

Istri dan anak-anaknya sudah memahami aktivitas Sugino. “Saya hanya menolong orang. Bayaran tidak penting. Pokoknya menolong. Jangankan sehari enggak pulang, sepekan tidak pulang itu juga pernah. Dulu waktu awal-awal menjadi sukarelawan RAPI, diremehkan warga. Sekarang saya dihormati warga gara-gara menjadi sukarelawan,” kenangnya.

Baca Juga: Ganefo Rescue Sragen Galang Dana Kemanusiaan di SPBU, Bupati Ingatkan Soal Izin

Hari itu Sugino dan rekan-rekannya menggalang dana kemanusiaan untuk korban bencana alami di Cianjur dan Lumajang. Sugino dibantu tiga anggota Ganefo Rescue lainnya, yakni Lestariyanto, Rudi Krisdiyanto dan istrinya, Oky.

Kabupaten Sragen memiliki banyak sukarelawan. Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Agus Cahyono, jumlahnya mencapai 1.200 orang. Mereka berasa dari 36 organisasi kesukarelawanan dan SAR.

Agus berharap para sukarelawan ini terus bersinergi dengan Pemkab Sragen dan pihak lain dalam penanganan bencana atau kegiatan kemanusiaan lain.

Sementara itu, organisasi SAR asal Sragen, ARH Center Rescue, mengirimkan 10 anggotanya ke Cianjur yang belum lama ini diguncang gempa. Mereka mengirimkan bantuan logistik dan barang kebutuhan lain seperti susu formula untuk bayi, diapers, sarung, selimut, dan mukena.

Baca Juga: Kasihan, Setiap Hujan Deras 3 Keluarga di Sragen Ini Ngungsi ke Rumah Kebayan

“Selain penyaluran logistik, kami juga bergabung dengan sukarelawan dapur umum. Saat ini masih progres pembuatan penjernihan air karena kendala di pengungsian itu air bersih dan akses penyaluran ke daerah terdampak harus dengan motor trail. Kami berencana sepekan di Cianjur. Setelah itu, kami geser ke Lumajang untuk warga terdampak letusan Gunung Semeru,” jelas Koordinator ARH Center Rescue Sragen, Aris Rudi Hartono.

Di Cianjur, ra bersama timnya membuat penjernih air dengan alat sederhana. Mereka juga mengedukasi dan memotivasi korban bencana di pengungsian. “Warga Cianjur berterima kasih kepada masyarakat Sragen. Selain itu, kami juga memberi fasilitas tandon air,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya