SOLOPOS.COM - Sasono Jumantoro TNI AU (Muhammad Khamdi/JIBI/SOLOPOS)

Sasono Jumantoro TNI AU (Muhammad Khamdi/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Berderet foto pahlawan TNI Angkatan Udara Indonesia terpasang di ruang pendopo dua atau disebut ruang herritage, Gedung Sasono Jumantoro. Alat musik gamelan juga tertata rapi di ruang tersebut. Dulu, gedung itu dikenal dengan sebutan Mes TNI AU Cokrosuman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gedung itu merupakan saksi sejarah terjadinya pengosongan paksa dari TNI AU Lanud Adi Soemarmo karena penghuni mes yang terdiri dari mantan anggota TNI AU atau warakawuri dan purnawirawan tetap bersikukuh menempati mes tersebut. Peristiwa terjadi akhir November 2011 lalu.

Kala itu, mes terlihat bak ‘rumah hantu’ yang tak pernah dirawat oleh penghuni. Namun jangan heran, sekarang mes yang berganti nama menjadi gedung Sasono Jumantoro tersebut disulap menjadi bangunan Joglo atau bangunan kuno yang memiliki 15 kamar. Konsep bangunan itu dirancang bernuansa klasik. Ornamen jawa di dalamnya menjadi pelengkap gedung yang berkategori benda cagar budaya tersebut.

“Renovasi bangunan ini tidak merubah bentuk aslinya. Kami memoles bangunan ini seperti layaknya bangunan jawa kuno,” kata Kepala Dinas Logistik Lanud Adi Soemarmo, Letkol Christian Tri Aryono, saat berbincang dengan wartawan, Selasa (23/10/2012), sembari menunjukkan foto yang berada di ruangan gedung tersebut.

Perubahan nama mes TNI AU Cokrosuman menjadi gedung Sasono Jumantoro mempunyai makna tersendiri. Sasono Jumantoro mempunyai arti Gedung Angkasa. Pengambilan kata itu juga bertujuan untuk mengubah paradigma masyarakat yang berprasangka bahwa gedung milik TNI tak bisa dinikmati oleh warga sipil.

“Sekarang masyarakat sipil bisa bebas memanfaatkan gedung ini, baik untuk pertemuan maupun kunjungan biasa. Bangunan ini dibuat untuk menghilangkan sekat antara TNI dan sipil,” kata Christian.

Dalam kesempatan itu, Komandan Lanud Adi Soemarmo, Kolonel Kuswara, memaparkan gedung itu juga difungsikan untuk transit anggota TNI AU dari berbagai daerah yang kebetulan berkunjung di Solo.

“Ya, lumayan bisa menghemat biaya. Selama ini tamu yang datang menginap di hotel. Nah, dengan adanya gedung ini mereka semua bisa menginap,” kata Kuswara.

Lebih lanjut, Christian memaparkan sejak peresmian gedung pada 21 September lalu, belum ada pejabat nasional yang berkunjung ke gedung seluas 8.680 meter persegi.

“Renovasi bangunan ini tidak disubsidi pemerintah. Ya, memang ada dana bantuan dari donatur luar. Bangunan ini menyediakan 10 kamar ber-AC dan lima kamar non AC. Bahkan, konsep ke depan gedung ini menjadi pusat informasi sejarah,” kata Christian.

Christian memersilakan bagi siswa sekolah dan mahasiswa yang ingin mengetahui sejarah penerbangan dan pahlawan lainnya bisa berkunjung langsung.

“Tentu ada pemandu yang siap menjelaskan. Kami juga bersedia menjadi jembatan bagi masyarakat untuk mendapat informasi,” jelas Christian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya