SOLOPOS.COM - Suasana Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). (Istimewa)

Solopos.com, KULONPROGO — Kondisi keuangan tak kunjung membaik, PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) selaku pengelola Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogaykarta International Airport (YIA) akan memangkas jumlah karyawan. Mereka belum bisa memastikan berapa jumlah karyaawan yang tak akan diperpanjang kontraknya karena masih mendata.

Pelaksana Tugas Sementara (PTS) Kepala Bandara YIA, Agus Pandu Purnama, mengatakan kerugian yang dialami selama pandemi Covid-19 membuat perseroan berencana untuk memangkas jumlah karyawan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Terus terang seharusnya hal ini [pengurangan tenaga kerja] sudah dilakukan pada tahun 2020. Namun karena suatu hal kami masih bertahan supaya tidak ada karyawan yang selesai kontraknya,” kata Agus pada Rabu (22/12/2021).

Baca Juga: Terbebani Biaya Operasional, Bandara YIA Siap-Siap Kurangi Pegawai

Ekspedisi Mudik 2024

Saat ini Angkasa Pura I tengah menghitung kebutuhan jumlah minimum pegawai di Bandara YIA. Jumlah pegawai nantinya menyesuaikan jumlah penumpang. Berdasarkan catatan perseroan masa kontrak pegawai Bandara YIA habis pada 31 Desember 2021.

“Nah, ini jumlahnya saya belum bisa merilis. Sebetulnya, kontrak [pegawai Bandara YIA] ini sudah ada masanya, seperti tahun ini pada 31 Desember kontrak itu selesai. Jadi ini berdasarkan kontrak, bukan merumahkan atau mem-PHK, tapi tidak melanjutkan kontrak,” sambung Agus .

Pemangkasan jumlah karyawan ini dianggap langkah yang rasional. Selama pandemi Covid-19, target 10 juta penumpang per tahunnya tak tercapai. Hanya ada 10 persen penumpang dari target.

Baca Juga: Bandara YIA Merugi, Pemprov DIY: Bukan Karena Lokasi tapi Pandemi

“Tahun ini kami hanya mendapatkan 1,2 juta penumpang dari target 10 juta orang. Tahun 2020 lalu kami hanya mendapatkan 980.000 penumpang. Keuangan kami jadi terganggu ya akhirnya merugi. Kita bisa balance antara pendapatan dan pengeluaran kalau bisa mencapai 10 juta penumpang per tahunnya,” ungkap Agus Pandu.

Tersedot Untuk Gaji Karyawan Outsrourcing

Biaya operasional untuk menggaji karyawan outsourcing Bandara YIA sendiri mencapai Rp43,6 miliar pada 2020 lalu. Padahal, pendapatan yang didapatkan oleh bandara tidak mencapai angka tersebut. Perseroan sendiri harus mengeluarkan uang sebesar Rp36,3 miliar untuk membayar gaji karyawan outsourcing.

“Meskipun, langkah untuk memangkas karyawan ini masih dalam tahap pembahasan internal. Sebetulnya, saya sedih jika nanti keputusannya ada karyawan yang sudah berkontribusi positif namun kontraknya tidak dilanjutkan. Perlu diketahui, langkah pemangkasan ini berlaku di seluruh bandara, tidak hanya di YIA,” terang Agus Pandu.

Baca Juga: Termasuk YIA, Ini Sejumlah Bandara Baru yang Sepi Seusai Diresmikan

PT Angkasa Pura I (persero) atau AP I mengkonfirmasi jumlah utang kepada investor dan kreditur per November 2021 mencapai Rp28 triliun, bukan senilai Rp35 triliun sebagaimana informasi yang beredar.

“Sebenarnya kondisi Angkasa Pura I itu, memang kami utang kepada kreditur dan investor sampai dengan November 2021 itu sebesar Rp28 triliun. Jadi, bukan Rp35 triliun,” ujar Direktur Utama AP I, Faik Fahmi dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

Faik Fahmi menambahkan di luar utang tersebut, terdapat kewajiban lain yang mesti ditanggung oleh AP I seperti kewajiban kepada karyawan, kewajiban kepada supplier sekitar Rp4,7 triliun. Dengan demikian, ujar Faik, total kewajiban pembayaran AP I mencapai Rp32,7 triliun.

“Namun, kewajiban kami kepada kreditur dan investor itu sekitar Rp28 triliun per November 2021,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya