SOLOPOS.COM - Pelantikan pengurus Meskid's 2012-2014 di sela-sela kegiatan Harlah Keluarga Besar Merkid's di Gedung Bumi Putra, Bintaran, Sabtu (28/10/2012). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Pelantikan pengurus Meskid’s 2012-2014 di sela-sela kegiatan Harlah Keluarga Besar Merkid’s di Gedung Bumi Putra, Bintaran, Sabtu (28/10/2012). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Komunitas Merkid’s Jogja ingin terus benderang seiring bertambahnya usia. Meski baru setahun dirayakan, namun kelompok yang aktif dalam kegiatan sosial dan perhatian dengan kaum pinggiran tersebut bertekad memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejatinya, komunitas Merkid’s Jogja ‘lahir’ sekitar 1999 lalu. Komunitas tersebut muncul di wilayah Mergangsan, Jogja. Awalnya, kelompok tersebut hanya dipandang sebelah mata sebagai kelompok yang tampil urakan, nakal dan tak ada ubahnya dengan kelompok jalanan lainnya. Entah kenapa, pada 2006, kelompok tersebut mulai berbenah menjadi komunitas yang memiliki solidaritas sosial tinggi.

“Baru, pada 28 Oktober 2011 lalu, kami mendaftarkan secara resmi sebagai organisasi sosial. Dan ini adalah ulang tahun pertama yang kami rayakan,” kata Sekjend Merkid’s, Doddy Tri Pamungkas alias Doddy Abu Sayaf kepada Harian Jogja di sela-sela kegiatan Harlah Keluarga Besar Merkid’s di Gedung Bumi Putra, Bintaran, Sabtu (28/10/2012).

Laiknya sebuah organisasi, Merkid’s pun memiliki divisi. Ada enam bidang yang digarap di antaranya, Divisi Pengembangan Organisasi dan Humas, Divisi Kerohanian dan Divisi Sosial Masyarakat. “Titik tekan Merkid’s pada aktivitas sosial. Namun sisi kerohanian tetap dilakukan misalnya, setiap malam Jumat kami menggelar pengajian secara bergilir di rumah masing-masing anggota,” tutur Doddy.

Tidak hanya itu, Merkid’s kini mengelola Panti Asuhan Bintan Seadilah Arrasyid di Krapyak serta mengasuh anak-anak jalanan di Rahayu Entertaiment, di Sagan. Masing-masing terdapat 15 anak yang diayomi di panti asuhan maupun yang dibina rahayu entertaiment. “Relasi kami juga melibatkan para pusaha dan sosialita karena kami terus melakukan pembinaan kepada anak-anak,” sambungnya.

Dikatakan dia, selain kegiatan sosial, Merkid’s juga rutin membantu mengirimkan air bersih ke daerah yang kekurangan air di Gunungkidul dan konsen terhadap pendidikan kaum pinggiran yang tidak terjamah ‘program’ pemerintah dan tidak tersentuh aturan birokrasi. Kelak, sambung Doddy, Merkid’s akan mendirikan Taman Bermain dan Belajar serta Taman Pendidikan Alquran di Kali Code.

“Kami ingin membangun mental dari bawah. Meski saat ini banyak program-program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, nyatanya ada beberapa yang sampai saat ini tidak tersentuh. Ada pula orang tua yang tidak perhatian terhadap pendidikan anaknya dengan berbagai alasan. Maka, kami ingin membangun mental dari bawah,” tukas Deddy.

Sekadar diketahui, dari 131 anggota resmi Merkid’s dengan ratusan orang jumlah partisipannya, ternyata memiliki latar belakang yang beragam. Tidak hanya anak-anak jalanan, pengamen dan pengasong, Merkid’s juga memiliki anggota dari mantan narapidana. Bahkan, kalangan pengusaha dan eksekutif juga tergabung dalam komunitas tersebut. Tentu, kedudukannya juga sebagai donatur organisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya