SOLOPOS.COM - Warga Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Kota Solo, mengenakan busana pernikahan adat Banjarmasin saat meramaikan Kirab Budaya Jarwana, Sabtu (17/9/2022) siang. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Kirab Budaya Jarwana di Kelurahan Jayengan. Serengan, Solo, pada Sabtu (17/9/2022) siang berlangsung meriah. Kegiatan yang namanya diambil dari gabungan etnis Banjarmasin, Jawa, dan Tionghoa (Cina), ini diikuti 1.100-an orang dari berbagai elemen masyarakat.

Ketua Panitia Kirab Budaya Jarwana, Krisno Jatmiko, mengatakan peserta kirab di antaranya dari Taruna Merah Putih PDIP, Solo Batik Carnival (SBC), perwakilan kampung-kampung, dan Warga Peduli Aids.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ada juga unsur paguyuban jasa pelat nomor kendaraan di Kalilarangan, pembantu pembina keluarga berencana kelurahan, rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), serta perwakilan dari etnis Banjarmasin, Jawa, serta Tionghoa.

“Istilah Jarwana ini kan diambil dari etnis Banjar atau Banjarmasin, etnis Jawa, dan etnis Cina [Tionghoa], yang selama ini hidup berdampingan dengan rukun dan damai di Jayengan. Mereka tidak pernah terlibat satu sama lain,” terang Krisno saat diwawancara Solopos.com.

Dia menjelaskan Kirab Budaya Jayengan dimulai pada 2017 dan rutin digelar setiap tahun. Tapi pada  2020 dan 2021 event ini tidak digelar lantaran pandemi Covid-19. Baru kali ini kegiatan itu digelar kembali warga.

Baca Juga: Pesta Kuliner 3 Etnis di Jayengan Solo, 500 Porsi Bubur Samin Dibagikan Gratis

Krisno mengungkapkan tiga etnis ini sudah lama hidup rukun berdampingan di Jayengan. Bahkan, kata dia, sudah sejak abad ke-18. Proporsi atau jumlah warga dari masing-masing etnis itu di Jayengan relatif berimbang. “Mereka hidup damai saling toleransi,” urainya.

Kisah Abad ke-18

Berdasarkan sejarah yang diketahui Krisno, warga Banjar ada di Jayengan berawal dari kisah di abad ke-18. Di mana saat itu Keraton Solo kerap meminta bantuan warga Banjar untuk membuat perhiasan emas, yakni saat Keraton punya hajat.

Saat itu orang etnis Banjar yang diundang ke Solo diinapkan di wilayah Jayengan. Laka kelamaan mereka menetap di sana.

Dalam Kirab Budaya Jarwana tahun ini, warga dari etnis Banjar mengenakan busana adat yaitu busana pengantin dan khitanan.

Baca Juga: Kendaraan Hias & Atraksi Seni Meriahkan Kirab Budaya Hari Jadi ke-342 Kartasura

Sedangkan perwakilan dari etnis Tionghoa menampilkan kesenian liong, barongsai, dan ogoh-ogoh, yang begitu meriah. “Untuk warga Jawa mengangkat kesenian wayang orang, dan baju yang dikenakan baju wayang orang,” tutur dia.

Selain kemeriahan kirab, Krisno mengatakan tersedia tiga stan kuliner khas masing-masing etnis tersebut. Di setiap stan itu disediakan aneka kuliner khas mereka. Misalnya stan kuliner Banjar yang menyediakan 10 jenis kuliner.

Sementara di stan kuliner Tionghoa ada enam jenis makanan dan di stan kuliner Jawa ada sembilan macam makanan.

Anggota Komisi IV DPRD Solo, Ginda Ferachtriawan, mendukung penuh kegiatan Kirab Budaya Jarwana Jayengan. Dia berharap kegiatan yang rutin digelar setiap tahun mampu mempererat hubungan antar masyarakat di Jayengan.

“Saya juga dari Jayengan. Saya tahu persis tiga etnis hidup berdampingan dengan rukun damai,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya