SOLOPOS.COM - Salah satu kostum karnaval buatan mahasiswa baru UKSW yang tampil dalam acara karnaval. (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali menggelar karnaval Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) pada Sabtu (10/9/2022).

Karnaval OMB sudah absen selama dua tahun akibat pandemi Covid-19. Pantauan Solopos.com, karnaval OMB yang diselenggarakan UKSW itu diikuti sejumlah kelompok.

Rektor UKSW, Neil Semuel Rupidara, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga, Valentino Tanto Haribowo, melepas rombongan karnaval OMB yang diikuti lebih dari 2.500 orang. Mereka terdiri dari mahasiswa baru (maba), kelompok etnis mahasiswa, dan melibatkan masyarakat Kota Salatiga.

Karnaval berlangsung meriah. Barisan awal karnval merupakan Barisan Bhinneka Tunggal Ika. Belasan pasang mahasiswa baru UKSW mengenakan berbagai macam pakaian daerah.

Rektor UKSW mengatakan karnaval OMB kembali digelar setelah dua tahun absen karena pandemi Covid-19 ini merupakan bentuk kula nuwun Maba.

Baca Juga : Indonesia Mini Hadir di Salatiga lewat Karnaval Mahasiswa Baru UKSW

“Ini merupakan tradisi yang telah dimulai sejak lama, yakni Maba menyapa dan meminta izin kepada warga Kota Salatiga untuk menjadi bagian dari kota ini,” kata Neil Rupidara saat melepas keberangkatan peserta Sabtu.

Sebagai saudara yang akan bersama-sama tinggal di kota Salatiga, lanjut Neil, ia berharap ke depan akan lebih banyak sinergi dan kolaborasi untuk mengembangkan Salatiga agar lebih maju. Karnaval ini juga diharapkan dapat memberikan hiburan bagi warga Salatiga.

Kostum Nusantara

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga, Valentino Tanto Haribowo, mengapresiasi gelaran karnaval setelah dua tahun tidak dapat digelar.

Menurutnya sinergi UKSW dan pemerintah melalui kegiatan seperti ini dapat membuat Salatiga pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat menyongsong era adaptasi baru.

Baca Juga : 4 Mahasiswa UKSW Ikut GlobEEs, Belajar Budaya Taiwan sampai Bikin Camilan

Hujan deras sempat mengguyur Salatiga, khususnya rute karnaval tersebut. Namun, kondisi itu tidak menyurutkan semangat peserta karnaval.

Salah satu peserta karnaval, CS Marchingblek mengenakan pakaian bernuansa hitam. Mereka antusias dan semangat memainkan sejumlah lagu, seperti Mars Satya Wacana, Ge Mu Fa Mi Re, hingga Ibu Pertiwi. Penampilan CS Marchingblek itu makin cantik dengan pertunjukan tim flagger yang membawa bendera berwarna-warni dengan aksen batik.

karnaval UKSW salatiga
Penampilan mahasiswa baru UKSW yang tergabung dalam CS Marchingblek. (Istimewa)

Selain rombongan CS Marchingblek, karnaval tersebut juga dimeriahkan dengan penampilan 16 kostum dengan tema Nusantara. Seluruh kostum tersebut merepresentasikan suku yang ada di Indonesia.

Rombongan itu menampilkan replika rumah adat dan hewan langka yang belum dikenal masyarakat luas. Misal, mahasiswa menampilkan pakaian dari suku yang ada di Bengkulu. Desain pakaian menyerupai rambai ayam yang merepresentasikan kekayaan alam dan seni budaya provinsi yang disebut Bumi Rafflesia.

Peserta lainnya mengenakan kostum suku dari Madura yang didominasi batik. Konsep tersebut menonjolkan kesuburan tanah Madura. Kostum tersebut dilengkapi topi kepala banteng dan celurit sebagai salah satu senjata khas Madura.

Baca Juga : Mahasiswa Baru UKSW Salatiga Dikenalkan pada Ragam Budaya Indonesia

Lainnya masih ada representasi suku yang ada di Papua melalui Rumah Honai, Ternate dengan sayap Burung Kasturi, Gorontalo dengan Burung Julang hingga Sunda menggunakan Kujang sebagai senjata tradisional.

Antusiasme Penonton

Ditemui terpisah, Koordinator Karnaval OMB, Marcelin Herly Joy Luhukay, mengungkapkan mahasiswa baru mulai melakukan rangkaian latihan untuk mendukung acara tersebut pada 13 Agustus.

Barisan karnaval tahun ini ditutup tim Sapu Joged untuk memastikan jalan-jalan yang dilalui karnaval bebas dari sampah.

“Karnaval juga dimeriahkan kelompok drumblek dari Salatiga yaitu Drumblek Pancuran, Drumblek Gadalisa, Drumblek GTS, Drumblek Siloam, dan Drumblek PPA Eklesia. Kelompok etnis mahasiswa mengenakan pakaian adat dan membawa ikon berupa rumah adat dan hewan langka khas daerah masing-masing turut memeriahkan karnaval hari ini,” terang Merci.

Baca Juga : Nggusah, Alat Pengusir Burung dari Panel Surya Bikinan Mahasiswa UKSW

Pantauan Solopos.com, masyarakat Salatiga menyambut karnaval tersebut dengan antusias. Mereka memadati sejumlah titik, seperti Jl. Monginsidi, Selasar Kartini, sekitar Bundaran Tamansari.

Salah seorang warga Salatiga yang menyaksikan karnaval, Rista, mengaku senang melihat karnaval Maba UKSW kembali digelar. “CS Marchingblek dan kostum adat selalu dinanti karena banyak cerita di balik kostum yang dikenakan. Semoga Maba UKSW dapat membaur dengan baik bersama warga Salatiga,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan warga Semarang, Emanuelle Anastasia. Dia mengaku terpukau saat melihat kostum yang dirancang oleh Maba UKSW.

“Masing-masing kostum punya makna ya. Ada latar belakang di balik item-item yang ditampilkan. Ini yang membuat karnval OMB UKSW berbeda dari karnaval yang pernah saya saksikan sebelumnya,” tutur Ema.

Baca Juga : Djarum Foundation Gandeng UKSW, Ribuan Bibit Pohon Ditanam di Salatiga

Rekomendasi
Berita Lainnya