SOLOPOS.COM - Replika seekor kuda dari bahan rotan yang dibuat selama tiga hari dipamerkan dalam Grebeg Penjalin pada Kamis (27/10/2022) di Balai Desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo.

Solopos.com, SUKOHARJO – Kostum rotan, kuda rotan, jamur raksasa hingga barongsai rotan meriahkan kirab budaya pembukaan Grebeg Penjalin pada Kamis (27/10/2022) di Balai Desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo. Kirab budaya itu diikuti lebih dari 1.800 peserta.

Siswa-siswi berbagai jenjang turut memeriahkan kirab budaya tersebut. Mereka menunjukkan kebolehan dengan membawa ragam kerajinan dari rotan. Beberapa siswa sekolah dasar unjuk kebolehan dengan mempermainkan holahop ada yang memainkannya di perut, tangan, pinggang hingga leher.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sementara beberapa sekolah lain memamerkan marching band di hadapan tamu undangan. Ada pula beberapa siswa yang menggunakan pakaian bela diri. Sementara beberapa warga yang didominasi perajin tak mau kalah. Mereka menunjukkan hasil kreasi kerajinan rotan dalam berbagai bentuk.

Di antaranya kostum rotan yang memiliki berat hampir 20 kilogram yang dipakai beberapa pemuda-pemudi asal Desa Tragsan. Kostum tersebut dipakai dengan riasan warna-warni, sementara lebar kostum rata-rata mencapai 1-2 meter.

Tak hanya kostum bak dewa-dewi rotan, para perajin juga membuat semacam barongsai yang dibuat dari rotan. Selain itu beberapa warga juga membawa gazebo berbentuk jamur raksasa, furnitur beraneka ragam dari rotan hingga kuda raksasa yang pembuatannya dikebut selama tiga hari.

Baca Juga: Mengenal Belasan Pantai Cantik di Wonogiri Bagian Selatan

“Pembuatan kuda raksasa ini seharusnya membutuhkan waktu tiga bulan, tetapi rampung selama tiga hari. Kuda ini juga telah dipesan dari Eropa,” terang master of ceremony (MC) saat kuda hasil kerajinan rotan itu melintas di depan panggung utama, Kamis.

Kreativitas warga tak hanya berhenti di sana. Mereka bahkan merakit kapal lengkap dengan layarnya yang seluruhnya terbuat dari rotan. Beberapa bentuk kerajinan lain juga menghiasi kirab budaya itu. Tak ketinggalan, empat sapi besar yang dikendarai para bocah turut memeriahkan kirab.

Dua sapi tersebut dikendarai dua bocah dengan usia berkisar belasan tahun. Sementara dua sapi lain menarik pedati yang membawa kerajinan rotan. Kirab budaya itu ditutup dengan perebutan lima gunungan yang berisi pernak-pernik rotan. Gunungan itu di geruduk ribuan peserta yang hadir.

Baca Juga: Dilema Jembatan Sasak Sukoharjo-Solo: Tidak Direkomendasikan tapi Dibutuhkan

Warga Desa Trangsan, Sutinah menjadi satu dari sekian banyak warga yang beruntung mendapatkan pernak-pernik dari gunungan itu. Dia mengaku cukup kesulitan mendapatkan tiga barang tersebut.

“Susah dapatnya tadi sampai desak-desakan. Ini dapat tiga, ada bola rotan, keranjang buah sama keranjang kecil. Paling bolanya dikasihkan ke anak, keranjangnya dipakai untuk tempat buah,” terang Sutinah.

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, beserta jajaran Forkopimda turut menghadiri pembukaan acara itu. Bupati Etik berharap kegiatan itu bisa mengangkat potensi daerah dan bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten Sukoharjo. Lewat Grebeg Penjalin juga diharapkan Desa Trangsan menjadi jujukan para pelancong untuk berwisata.

Baca Juga: Gayeng! Jelang Sumpah Pemuda, 100 Orang Flashmob Tari Soreng di Selo Boyolali

“Sudah dua tahun kemarin karena Covid-19 tidak ada kegiatan seperti ini, hari ini luar biasa antusias masyarakat mengikuti kirab budaya. Mudah-mudahan dengan Grebeg Penjalin ini tidak hanya sekadar untuk memaerkan produk, tetapi ada transaksi antara produsen dengan pembeli,” terang Bupati Etik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya