Mereka berdoa di Gua Jlamprong...

Tujuh mahasiswa dari tujuh negara asing berebut untuk memanjatkan doa di soko guru Gua Jlamprong, Dusun Mojo, Desa Ngeposari Semanu, Selasa (27/9) sore. Soko guru pertama dengan ornamen unik itu dipercaya masyarakat sekitar sebagai lokasi memanjatkan doa.

Mereka yang memanjatkan doa itu adalah Paulino asal Brasil yang tengah menempuh studi di SMAN 2  Jogja, Serta Khalada (Bangladesh), Vannaphone (Laos), Guang Haiyan (China), Hajanirina Andrianantenain (Madagaskar), keempatnya mahasiswa MM UAJY, Timothy (Australia), Junici dan Nakano (Jepang) yang menempuh pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia USD. Mereka mengikuti susur gua yang digagas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu mahasiswa yang tampak khidmat berdoa dengan memegang soko guru yang masih mengalirkan air bersih yakni Haiyan asal China. Dia mengaku ingin diberi kebahagiaan.

“Singkat padat jelas, saya ingin diberikan kebahagiaan,” ujarnya.

Hal yang sama juga dilakukan Hajarina, mahasiswa asal Madagaskar yang fasih berbahasa Indonesia. Ia mengambil sedikit air di soko guru itu menggunakan telapak tangannya untuk mencuci mukanya.

“Semoga bersih semua dan doa dikabulkan,” ungkapnya sambil sedikit tertawa.

Gua Jlamprong memiliki tiga sokoguru yang menjadi penyangga gua tersebut. Soko guru di urutan pertama dari pintu masuk gua terjal itu memang berbeda dengan lainnya. Di soko guru pertama, ornamen batu terlihat sangat putih bersih dengan diameter sekitar 70 sentimeter. Sementara di bagian bawah terdapat celahan yang berisi air bersih yang tidak pernah habis.

“Airnya tidak pernah habis dan satu-satunya soko guru yang unik dan bisa mengeluarkan air,” terang Paito, 35, salah satu warga Ngeposari yang tengah mengantar tim susur gua.(Harian Jogja/Sunartono)

HARJO CETAK