SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Puluhan mobil berwarna-warni berjejer rapih di depan gedung Balai Pamungkas Kridosono, Jumat (19/8) lalu. Tak perlu melihat terlalu dekat, orang akan tahu jenis mobil apa yang dipajang. Mercedes Benz mini (W114/W115) dan Mercedes Benz Tiger (W123). Dua jenis mobil klasik ini memang memiliki bentuk yang begitu khas.

Puluhan kendaraan yang berjejer tersebut Mercedes-Benz Classic Community Jogjakarta (MBCCJ) mulai menunjukkan eksistensinya sejak empat bulan yang lalu. Sebanyak  33 anggota sudah terdaftar dalam komunitas tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada awalnya tak banyak atau bisa dibilang hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki mobil klasik keluaran Eropa ini. Mereka beranggapan bahwa produk transportasi keluaran Eropa terlebih di bilang klasik pastinya harus menguras kocek yang tinggi untuk melakukan perawatan. Image lain yang kerap jadi momok adalah sulitnya mencari suku cadang.

Namun secara pelan image itu terkikis. Memiliki Mercy bukan lagi sebuah persoalan.  Kendaraan inipun kini ramai wira wiri di sepanjang jalan, termasuk di Jogja.

Ekspedisi Mudik 2024

Dedy Kristiawan, Ketua MBCCJ menuturkan dari komunitas ini orang kemudian makin tahu untuk merawat mobil keluaran Eropa ini tidak begitu sulit dan harga suku cadangnya juga tidak terlalu mahal seperti yang mulanya mereka pikirkan.

“Dari sini sebenarnya kita bisa dapat link dan referensi tempat-tempat mana aja yang kiranya bisa mudah kita dapat spare part Mercy klasik dan murah juga. Anggota kami pun ada yang punya bengkel Mercy sendiri. Jadi enggak perlu khawatir apabila ada kendala onderdilnya, kami bisa saling sharring membantu,” ujarnya.

Klub ini terbentuk awalnya dari pertemuan di sebuah rumah yang sekaligus dijadikan bengkel Mercy  di jalan Cendana No. 3, Jogja. 

“Ya biasanya kita kumpul ya di situ, hanya saja kalau untuk pertemuan rutinitasnya kami biasa bertemu setiap 2 bulan sekali. Kadang kami kumpul di dekat  LPP jalan Solo, atau nanti biasanya nanti fleksibel mau ketemu dimana kita saling kasih kabar,” cerita Dedy.

Tak harus mereka yang memiliki mobil jenis Mercy klasik saja, bahkan mereka yang sekadar ingin tahu banyak seputar Mercy klasik dan ingin menambah pengetahuan, semua boleh bergabung.

“Kami sengaja tidak memungut biaya apapun, asalkan mereka mencintai Mercy klasik dan ingin sharring atau diskusi bersama, itu boleh-boleh saja. Sementara untuk fasilitas kaos ataupun stiker, itu biasanya kami urunan,” tukasnya.

Andy Setyo Nugroho, anggota MBCCJ lainnya mengatakan  ada nilai histori tersendiri bagi para pecinta Mercedes Benz klasik ini. “Ada beberapa anggota yang dapat mobil dari pemberian kakek dan nenek mereka. Ada nilai histori yang lebih bagi si pemiliknya yakni bisa mengenang masa lalu sang kakek dan nenek” tuturnya.

Tak lupa karena ini menyangkut seputar mobil klasik, MBCCJ juga mengimbau setiap anggotanya untuk selalu menjaga keorisinalan mobil Mercedes Benz yang mereka miliki dari awal.

Bahkan klub ini siap membantu bila memang ada anggota yang ingin mengembalikan keorisinalan Mercy klasiknya dengan mencarikan spare part yang lama dan tetap asli. “Bagi kami modifikasi bukanlah tujuan utamanya. Tapi keorisinilaanlah yang kami selalu pegang, sehingga kami bisa mengatakan together race one dalam keorisinilan dan pemiliknya pun akan bangga dengan hal itu,” tutur Dedy pada Harian Jogja.(Kontributor Harian Jogja/Laras Gilang Pamekar)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya