SOLOPOS.COM - Tri Wiharto (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Tim  nasional sepak bola Indonesia baru saja mengakhiri puasa medali emas SEA Games yang telah dirasakan selama 32 tahun. Kemenangan dramatis tim nasional U-22 Indonesia atas tim nasional U-22 Thailand di pertarungan final SEA Games 2023 pada Selasa (16/5/2023) menjadi penghapus dahaga prestasi sepak bola nasional selama 32 tahun di kancah pesta olahraga Asia Tenggara tersebut.

Salah satu kunci utama kesuksesan Indonesia meraih medali emas sepak bola SEA Games 2023 adalah mental pemenang atau mental juara yang dimiliki para penggawa tim nasional. Kecolongan penyamaan gol (2-2) ketika pertandingan hanya menyisakan beberapa detik (tepatnya pada menit ke-90+7) tentu bisa membuat mental pemain hancur.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Belum lagi tekanan mental dan fisik yang dilancarkan Thailand di ujung pertandingan babak reguler dan pada awal perpanjangan waktu yang sungguh brutal. Pada momentum inilah mental pemenang dan mental juara tim nasional Indonesia benar-benar diuji.

Sungguh luar biasa, Indonesia berhasil melalui semua tekanan tersebut dengan gagah berani dan akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor telak 5-2. Jamak persoalan mental menjadi penentu hasil akhir di kancah pertandingan olahraga, khususnya sepak bola.

Dunia sepak bola tentu selalu mengingat yang dikenal sebagai miracle of Istanbul (kejaiban Istanbul), salah satu momentum fantastis Liga Champions. Saat itu berlangsung partai final Liga Champions pada Mei 2005 yang mempertemukan Liverpool (Inggris) melawan AC Milan (Italia) di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, Turki.

Mental para pemain Liverpool langsung mendapat ujian ketika mereka tertinggal pada menit pertama oleh gol Maldini. Pada babak pertama Steven Gerrard dan kawan-kawan tertinggal 0-3, amun mental pemenang Liverpool tak kendur pada babak kedua dan akhirnya mereka mampu menyeimbangkan skor menjadi 3-3 yang berlanjut hingga adu tendangan penalti.

Pada adu tendangan penalti inilah mental AC Milan yang sebelumnya meninggi pada babak pertama mulai hancur. Hanya dua penendang mereka yang sukses melaksanakan tugas, yaitu Tomason dan Kaka, tiga lainnya, yaitu Serginho, Pirlo, dan Shevchenko semua gagal.

Sebaliknya Liverpool yang mendapat momentum mental berhasil mencetak tiga gol lewat Hamann, Cisse, dan Smicer. Liverpool keluar sebagai juara Liga Champions 2005 berkat mental pemenang mereka.

Pemusatan Pelatihan Nasional

Contoh lain mental juara di cabang sepak bola saat ini sedang berlangsung di Liga Inggris. Arsenal yang digdaya sejak awal musim kompetisi mendapat ujian mental juara pada pekan ke-30, tepatnya saat mereka bertanding di markas Liverpool.

Saat itu Arsenal bertengger di peringkat pertama klasemen dengan 72 poin, berjarak lima poin dengan Manchester City (67 poin). Arsenal ternyata hanya mampu bermain imbang 2-2 melawan Liverpool yang memaksa mereka kehilangan dua poin krusial untuk menuju puncak juara.

Uniknya, setelah itu Arsenal seperti limbung dan tak punya mental juara. Bayangkan saja, mereka mengalami dua kekalahan, dua kali imbang, dan hanya sekali menang dalam enam laga berikutnya. Artinya, Arsenal kehilangan 10 poin dari 18 poin yang seharusnya mereka dapatkan.

Manchester City sebagai pesaing terdekat Arsenal justru hanya kehilangan dua poin dari enam pertandingan terbaru mereka. Arsenal yang sejak awal Liga Inggris nyaman di puncak klasemen kini tergusur Manchester City ke posisi kedua dengan jarak empat poin (City punya simpanan satu pertandingan lebih banyak).

Dengan hanya menyisakan dua pertandingan, misi menjadi juara Liga Inggris dari Arsenal musim ini hampir pasti mustahil karena City hanya butuh satu kemenangan untuk kembali mengangkat trofi juara.

Dua contoh di atas menjadi bukti bahwa mental pemenang dan mental juara benar-benar harus dimiliki dalam sebuah kompetisi. Tim nasional Indonesia U-22 telah menunjukkannya kali ini.

Tujuh kali berlaga di final sepak bola SEA Games dan selalu kalah membuktikan bahwa mental juara Indonesia kala itu belum sepenuhnya tangguh. Kini pada edisi SEA Games 2023 mental juara tim nasional Indonesia benar-benar kuat, tak goyah oleh berbagai tekanan selama bertanding.

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa mental juara benar-benar dimiliki Irfan Jauhari dan kawan-kawan, khususnya selama laga final sepak bola SEA Games 2023. “Yang saya sampaikan kemarin kan mental pemenang, mental juara, kelihatan sekali ada,” kata Presiden Joko Widodo dalam sebuah wawancara yang diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (17/5/2023) dini hari WIB.

Tim nasional U-22 Indonesia telah membuktikan mental juara mereka. Kini harapannya adalah mental juara tersebut juga menular kepada tim nasional senior Indonesia yang sering kali kandas ketika berhadapan dengan Thailand, Vietnam, maupun Malaysia di berbagai pertandingan.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 20 Mei 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya